Cerita Linggih dan Istri yang Hamil 7 Bulan Selamat dari Lumpur Petobo

3 Oktober 2018 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil milik warga yang tertimbun lumpur di Petobo, Selasa (2/10/2018). (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil milik warga yang tertimbun lumpur di Petobo, Selasa (2/10/2018). (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Permukiman warga di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, hancur tergulung akibat patahan tanah yang berubah menjadi lumpur pada Jumat (28/9) lalu. Banyak warga yang tak selamat akibat bencana alam itu.
ADVERTISEMENT
Walaupun begitu ada juga warga yang selamat seperti Nengah Linggih. Ia, anak, dan istri selamat dari gulungan tanah yang merusak 774 rumah.
Menurut Kristi, adik sepupu Nengah, mereka selamat karena mengungsi ke gunung saat merasakan gempa. Mereka telah ditemukan pada Selasa, (2/10) namun belum diketahui di titik mana, sebab Nengah masih belum bicara.
“Ditemuinya kemarin (3/11) tahu dari keluarga di kampungnya, kampungnya di Tabanan (Bali),” tutur Kristi.
Nengah dan keluarganya dapat selamat pada saat itu, sebab mereka segera mengungsi setelah kejadian tsunami di Palu.
"Sebelum kejadian sudah ngungsi (ke) gunung, abis tsunami langsung naik gunung, sepertinya begitu,” kata Kristi saat dihubungi kumparan (3/10).
Ternyata saat kejadian itu, istri Nengah sedang mengandung tujuh bulan. Rumah Nengah pun diduga habis tertimbun tanah dan hancur karena gempa.
ADVERTISEMENT
“Enggak ada luka, rumahnya habis” ucap Kristi.
Walaupun rumah yang ditinggali keluarganya sudah hancur, kini Nengah sudah kembali berkumpul dengan keluarganya di Tabanan. “Sudah di kampung, sama keluarga,” tutup Kristi.