Cerita Oki Kena Denda karena ABG Memaksa Naik ke Atap Bus

8 Juni 2019 7:21 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Transjabodetabek Airport Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Transjabodetabek Airport Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Sopir bus TransJabodetabek, Oki, menjadi perbincangan karena ulah para ABG yang naik ke atap bus hingga berujung terjepit di underpass Tanah Abang.
ADVERTISEMENT
Video kejadian itu pun viral di media sosial. Akan tetapi, akibat ulah mereka, justru Oki yang dikenakan sanksi oleh operator bus, Mayasari Bakti, berupa denda Rp 1,2 juta.
Singkat cerita, Oki mengatakan, saat itu ada segerombolan ABG yang minta diantar keliling konvoi pada malam takbiran, Selasa (7/6). Oki sempat menolaknya, namun ada panitia yang menjamin kegiatan ini akan berjalan aman dan tak ada yang berulah.
Karena sudah ada jaminan dari panitia, Oki membawa para ABG ini keliling ke beberapa titik. Namun, sebelum jalan, ada sejumlah remaja yang nakal dengan menaiki atap bus. Oki sudah memperingatkan mereka, namun tak digubris. Hingga akhirnya mereka terjepit di underpass Tanah Abang.
ADVERTISEMENT
Di sela-sela mudiknya, Jumat (7/6), Oki yang telah bekerja di Mayasari selama 9 tahun itu bercerita kepada kumparan bagaimana awal mula kejadian sampai para remaja itu terjepit. Tak hanya itu, Oki juga bercerita tentang hukuman denda yang dijatuhkan kepadanya.
Berikut wawacara kumparan dengan pria berusia 30 tahun ini:
Halo mas, lagi mudik ya?
Iya, di Tasik (Tasikmalaya), sampai hari Rabu depan
Boleh tolong cerita kronologinya gimana waktu itu kok bisa sampai anak-anak naik ke atap?
Saya waktu itu lagi ngetem di Tanah Abang, sekitar jam 7-8 malam. Ada anak-anak di situ. Pas malam takbiran, hari Selasa. Ada yang nyamperin segerombolan minta anterin keliling, cuma saya enggak mau, takutnya ke Kemayoran.
ADVERTISEMENT
Mas sudah sempat nolak?
Ya. Lalu panitianya atau apanya nyamperin saya, 'bang saya cuma mau pakai keliling sini aja, Slipi-Petamburan-Karet balik lagi ke Tanah Abang'. (Saya jawab) 'ah ya sudah enggak apa-apa, tapi asal jangan pada bikin onar'. (Panitia membalas) 'enggak, saya jamin'. Kalau bisa jamin enggak apa-apa.
Kurang lebih ada berapa remaja yang dibawa?
Ada sekitar 50 orangan, tapi jok cuma (muat) 40an.
Itu sisanya naik ke atas?
Sisanya naik ke atas, sekitar belasan (anak) naik ke atap
Mereka waktu itu minta naiknya gimana? Ada yang ngancam?
Waktu itu posisi di Hotel Pharmin, ngambilnya di Blok A (Tanah Abang) persis di depan masjid. Sudah saya larang tetap masih pada naik. Remajalah usia SMP-SMA. Ada berapa orang (dewasa) yang ngawal pakai orang motor.
ADVERTISEMENT
Selama konvoi ada yang bawa alat-alat, petasan?
Ada kalau alat-alat musik kayak drum, petasan. Saya kontrol juga takutnya bawa senjata tapi alhamdulillah (enggak ada).
Waktu mereka langsung naik ke atap mas sudah mengingatkan?
Sudah diwanti-wanti tapi tetap mereka (naik), malahan sama panitia yang tanggung jawab pertama juga sudah disuruh turun.
Sejumlah Anak dan Remaja Naik di Atap Bus Saat Malam Takbiran di Tanah Abang Foto: dok. Istimewa
Waktu kejadian di underpass Tanah Abang itu seperti apa?
Kayak enggak didengar aja. Posisi pas mau turunan kolong malah saya bilang suruh turun dulu, enggak muat. Tapi yang separuh nyuruh terus jalan, setengah nyuruh tahan. Di tengah-tengah agak nanjak saya berhenti, disitu yang separuh bilang 'terus bang', (tapi saya yakin) enggak bakal bisa. Kalau jalan pasti (terjepit).
Itu posisinya mereka belum terjepit?
ADVERTISEMENT
Enggak kejepit, belum. Itu saya sudah ingetin. Separuhnya yang ngawal pakai motor (bilang) 'jalan aja bang pelan-pelan', (tapi) ini enggak bakalan muat. Pas tengah-tengah saya berhenti aja, disuruh maju enggak maju.
Ada yang protes enggak pas mas suruh turun?
Enggak ada protes sama saya, malahan dia (bocah-bocah di atap) sadar, untung. Kalau saya jalan pasti ada korban. Untungnya saya berhenti. Mereka lalu masuk ke dalam bus, yang di atas turun.
Itu rute perjalanannya dari mana saja?
Pertama jalan ke Slipi-Petamburan arah Kebon Jeruk, mutar balik lagi ke depan masjid. Terus istirahat, balik ke Petamburan. Dua kali jalan. Ada petugas Dishub juga sempat nyetop minta anak-anak pada suruh turun, tapi enggak didengar.
ADVERTISEMENT
Pokoknya waktu jarak berapa meter setelah jalan ada petugas Dishub. Lanjut jalan di underpass mereka terpaksa turun, daripada mati konyol. Tapi enggak ada yang marah, mereka pasti ngerti kalau jalan pasti ke kena.
Ada penumpang biasa di dalam bus?
Lagi kosong.
Waktu itu ada orang dewasanya?
Anak-anak semua, paling SMA yang paling gede. Pokoknya yang di dalam cewek-ceweknya separuh, cewek ada juga yang naik (ke atap) tapi tetap ngeyel. Orang dewasanya ngawal di depan dan belakang bus pakai motor.
Sebelumnya pernah ngangkut penumpang seperti ini juga?
Belum, ini baru pertama kali.
Waktu itu mas kepikiran enggak buat menolak sama sekali? Meski ada panitia yang menjamin sekalipun?
Yang pertama nyamperin saya ada segerombolan, kayak pada mabok, pelan-pelanlah kita bicaranya. Lama-lama datang satu orang ketuanya, sekitar 40 tahunan, buat menjamin. Pas kedua kalinya lagi istirahat, yang kedua minta ke Kemayoran. Tapi saya enggak mau. Kata panitia yang nyamperin 'jangan bang, sudah ikutin saya aja'.
ADVERTISEMENT
Berarti petugas yang negur cuma Dishub itu aja?
Iya, tapi ada Satpol PP juga
Nyangka enggak kejadian di underpass itu jadi viral di media sosial?
Kaget juga. Pas lagi nurunin (penumpang), ada yang duduk disamping saya, katanya ini langsung ada online di IG (Instagram). Haduh, kata saya.
Pihak Mayasari Bakti sudah sempat panggil mas sebelum pulang kampung kemarin?
Dipanggil ini saya mau pulang. Itu Rabu malam, hari Kamis saya pulang (ke Tasikmalaya).
Ditanya apa saja?
Abis beresin itu terus saya ditanya, 'sudah dibooking duluan?' Ditanya ini, saya (jawab) disetop. Saya juga kan takut mereka, ini mobil kan saya yang (bawa) harus tanggung.
Dikasih peringatan sama pihak Mayasari?
Ya, dikasih peringatan, jangan diulangi.
ADVERTISEMENT
Soal sanksi denda dikasih tahu saat itu juga? Yang Rp 1,2 juta itu?
Waktu saya ngadep juga sudah langsung kena sanksi.
Atap mobil atau bagian lainnya ada yang rusak?
Mobil juga dikontrolin semua sama mekanik tapi enggak ada, aman kita. Kemarin diperiksa enggak ada, tapi enggak tahu juga. Tapi besok (hari ini) saya mau nanya kenek saya dulu.
Menurut mas, kenapa jadi kena denda? Padahal sudah jelasin kejadian ini sudah diperingatkan mas sendiri?
Kena klaim. Saya bingung. Kenapa saya yang harus bawa, tapi kan enggak tahu orang kantornya gimana (kondisi) kita kalau di jalan
Sudah berusaha minta keadilan?
Kalau dibilang adil ya gimana, sudah ke pihak kantor, makanya saya kena sanksi takutnya kapan-kapan ada yang nyetop lagi.
ADVERTISEMENT
Kalau enggak diklaim kayaknya, enggak tahu juga. Karena misalnya kalau kena klaim, suatu saat ada yang begitu lagi, otomatis saya tolak. Daripada saya kena, tidak akan mengulangi lagi.
Di momen saat ke kantor langsung dikasih tahu kena denda? Disuruh bayar saat itu juga?
Kalau ini mah langsung bayar hari itu juga, tapi kan mau Lebaran, pada butuh duit juga.
Sudah terpikir harus bayar dendanya seperti apa? Kantor ngasih deadline harus bayar kapan?
Gimana ya, saya paling ikut kerja dulu sama teman. Ya intinya pingin kerja lagi saya harus bayar (denda).
Sampai denda dibayar nanti mas bisa bekerja?
Saya belum beroperasi dulu, jadi paling ikut kerja sama yang lain, kenekin (jadi kenek). Intinya saya percuma datang lagi juga, soalnya sudah klaim itu Rp 1,5 juta
ADVERTISEMENT
Harusnya Rp 1,5 juta? Dikurangi jadi Rp 1,2 juta?
Sudah dikasih keringanan. Itu sudah dikurangi
Sampai Jakarta lagi nanti minta keadilan lagi enggak?
Ya insyaallah kalau bisa.
Keluarga sudah tahu?
Sudah tahu kalau kejadiannya, tanggapan ya masih alhamdulillah. Kalau masalah denda, keluarga enggak tahu.
Tahu enggak mas ada yang galang dana buat bantu mas bayar dendanya?
Enggak tahu.
Ada netizen yang buat petisi online di kitabisa.com. Mencoba bantu galang dana buat Mas Oki buat lunasin dendanya. Gimana tanggapan?
Haduh saya terima kasih banyak. Ada yang perhatian, ada yang kasihan. Kalau orang sewot, sebelah mata, otomatis pasti pengemudi yang harus diiniin (disalahkan). Tapi kan kalau yang enggak tahu ceritanya seperti apa mikirnya pasti kayaknya ada korban.
ADVERTISEMENT