Cerita Penyamaran Polisi Jadi Wanita Berjilbab Tangkap Begal di Medan

17 Juli 2019 19:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi menangkap komplotan begal dengan menyamar sebagai emak-emak. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Polisi menangkap komplotan begal dengan menyamar sebagai emak-emak. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Upaya personel Polsek Medan Timur menangkap begal dengan menyamar jadi emak-emak menjadi sorotan. Mereka bahkan rela didandani ala perempuan berkerudung yang mengendarai motor di malam hari.
ADVERTISEMENT
"Awalnya mereka malu-malu, bahkan ada yang mirip (wanita)," kata Kapolsek Medan Timur Kompol Arifin sembari tertawa lepas mengingat upaya anak buahnya menyamar jadi emak-emak, Rabu (17/7).
"Begitu juga ada mereka yang semangat asal begal bisa ditangkap," lanjut Arifin.
Arifin mengisahkan bagaimana ekspresi anak buahnya saat menuruti ide kreatifnya menyamar jadi emak-emak yang mengenakan daster dan jilbab.
Saat itu, kata Arifin, jumlah begal di daerahnya meningkat. Polisi kesulitan menangkap pelaku begal yang mulai meresahkan warga. Segala upaya dikerahkan, namun para begal itu juga belum bisa tertangkap tangan.
Alhasil, Arifin saat itu mempunyai ide: menyamar. Penyamaran itu dilakukan untuk menangkap komplotan begal Gopal (25) dan dua rekannya Popay (17), dan Yoyo (21).
ADVERTISEMENT
Mereka adalah komplotan begal yang dikenal sadis kepada korbannya. Dalam sebulan terakhir ketiganya sudah lima kali beraksi.
Polisi menangkap komplotan begal dengan menyamar sebagai emak-emak. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Bahkan salah satu korban yang bernama Indah Kristiani Siringoringo nyaris tewas. Saat itu, Indah dibuat terjatuh hingga mengalami luka parah dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
“Dari analisa kasus kami, kebanyakan korban wanita yang berpakaian seperti itu (daster) yang jadi korban. Makanya kita menyamar seperti itu,” ujar Arifin.
Dari penyelidikan polisi, usai melakukan aksinya, komplotan Gopal kerap bersembunyi. Lantas untuk memancingnya keluar, selama sepekan para polisi menyamar.
Anggota polisi yang menyamar sebagai perempuan itu berkendara mondar-mandir di lokasi persembunyian Gopal.
“Efeknya, agar mereka kepikiran, 'wah enggak dicari lagi saya.' Lalu ketika mereka keluar, agak mulai ke tengah mereka kita tangkap,” ujar Arifin.
ADVERTISEMENT
Dalam operasinya, Arifin menurunkan dua tim yang terdiri dari enam polisi. Satu polisi menyamar sebagai wanita, sedangkan lima lagi mengikuti dari belakang.
“Selama seminggu tim piket, berganti-gantian menyamar jadi wanita. Dasternya pinjaman dari polwan dan ada juga dari keluarga mereka,” ujar Arifin.
“Lucunya ada satu anggota yang tampak cantik, begitu. Kalau yang memiliki kumis, kadang ditutup dengan masker,” tambah Arifin.
Dari operasi penyamaran yang dilakukan, para pelaku mulai keluar dari persembunyiannya di Jalan Pancing Gang Seroja, Kecamatan Medan Deli.
“Setelah diketahui keberadaannya, Senin (15/6) polisi menangkap Gopal di persembunyiannya. Kemudian dilakukan pengembangan hingga dua tersangka lainnya berhasil diringkus,” ujar Arifin.
Saat ditangkap, ujar Arifin, komplotan Gopal sempat bergumul dengan petugas. Suasana dapat dikuasai polisi mengingat banyak masyarakat yang mendukung penangkapan begal itu.
ADVERTISEMENT
“Jadi dapat kita antisipasi (para tersangka) kita boyong ke komando dan interogasi. Mereka mengaku bahwa komplotannya melakukan aksi pembegalan,” ujar Arifin.
Saat ini Polsek Medan Timur, kata Arifin, melakukan pengembangan kasus, mengingat pelaku tidak hanya melakukan aksinya di wilayah Medan Timur saja.