Cerita Polairud Temukan Dugaan Roda dan Badan Pesawat Lion Air JT-610

31 Oktober 2018 2:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyelam Polairud cari bangkai Lion Air JT-610 (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penyelam Polairud cari bangkai Lion Air JT-610 (Foto: Reki Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah Kapal Polairud (KP) Kolibri menjumpai serpihan tubuh manusia, seorang perwira menengah Polairud segera memutuskan untuk menyelam. Keputusanya jelas, ia menduga bangkai pesawat Lion Air JT-610 sudah dekat dengan posisi KP Kolibri.
ADVERTISEMENT
“Kita turun ya, coba cek di dasar,” ucap Kombespol Makkhruzi Rahman, Kasubdit Patroli Air, Ditipolair Polri, di atas KP Kolibri, di perairan Karawang, Selasa (30/10).
Tak lama kemudian, Makkhruzi dan dua rekanya segera memasang peralatan selam. Setelah itu, Kapal Patroli tipe C2 segera menurunkan tali untuk mengecek kedalaman laut di perairan Tanjung Karawang. Dari hasil yang didapat, laut di lokasi tersebut memiliki kedalaman 26 meter.
Pada pukul 13.30 WIB Makkhruzi segera masuk kedalam air dengan dua rekanya. Sesaat kemudian ia telah hilang di bawah permukaan air.
Kemudian, pukul 14.00 WIB Makhhruzi muncul kepermukaan. Ia melepas kacamata selamnya, kepada awak kapal ia melaporkan ada temuan di dasar laut.
“Sepertinya ada roda, bekas roda pesawat, tidak jauh dari sini,” ucapnya. Makkhruzi segera naik ke permukaan. Kepada anggota Polairud, ia memerintahkan untuk mengisi tabung oksigen nya.
ADVERTISEMENT
“Sejam dari sekarang kita akan masuk kembali, 10 meter dari titik ini,” katanya. Sayangnya, ia lupa mengabadikan temuanya tersebut.
Penyelam Polairud cari bangkai Lion Air JT-610 (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penyelam Polairud cari bangkai Lion Air JT-610 (Foto: Reki Febrian/kumparan)
Tak mau kehilangan jejak, kali ini Makhhruzi memerintahkan dua anggota Polairud untuk menemaninya menyelam. Bahkan, salah satu penyelam membawa perlengkapan komunikasi bernama Drager.
Drager merupakan alat komunikasi bagi para penyelam. Alat ini berupa sebuah telepon dengan kabel berwarna kuning sepanjang 60 meter. Salah satu ujung dari kabel digunakan penyelam, sedang ujung lainya digunakan oleh operator di permukaan.
Kedalaman demi kedalaman berhasil dilalui tanpa kendala. Sampai di kedalaman 27 meter, Nur Amin salah satu tim penyelam Polairud melaporkan tentang adanya lumpur tebal di dasar laut tempat mereka menyelam. Pada pukul 15.45 WIB, Makkhruzi muncul ke permukaan. Ia menyadari, kapal KP Kolibri tergeser dari titik awal ia menyelam.
ADVERTISEMENT
“Kapal ini tergeser arus, coba 50 meter ke depan, jika tidak tandai lokasi tadi,” ucap Makkhruzi kepada anggota.
Belum sempat perintah tersebut dilakukan, Nur Amin melaporkan, ia menemukan dua garis putih yang diduga bagian dari bangkai pesawat Lion Air JT610 di dasar laut pada pukul 16.09 WIB. Laporan Nur Amin segera dicatat oleh Sandro salah satu petugas operator di permukaan
Sesampai di permukaan, Nur Amin bercerita kepada rekan nya.
“Saya tidak bisa memastikan, itu jejak roda, atau jejak jangkar. Soalnya di kedalaman, pandangan sedikit terganggu, lagian kan banyak kapal lewat sini. Mau saya cek 2 meter ke depan atau ke belakang sudah tidak bisa, karena arus dan lumpur,” ujarnya.
Penyelam Polairud cari bangkai Lion Air JT-610 (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penyelam Polairud cari bangkai Lion Air JT-610 (Foto: Reki Febrian/kumparan)
Penyelaman pun diakhiri. Anggota Polair pun telah memberi tanda di lokasi di sekitar titik koordinat 5.52 derajat bujur selatan, dan 107 derajat bujur timur, di lepas pantai Pakis, Karawang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Menariknya, di sekitar lokasi KP Kolibri, atau tempat penyelaman Polair, tim Sonar juga menemukan sinyal yang menguat. Namun, tak satupun dari anggota Polair berani memastikan temuan tersebut.
Bahkan, Direktur Polair Polri, Brigjen Pol Lottaria Latif mengucapkan akan melakukan cek dan ricek terhadap dua temuan tersebut. Besar harapan dari Polair, bangkai pesawat dan kotak hitam segera ditemukan.