news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Prabowo yang Merasa Diplonco soal Titiek Soeharto

22 September 2018 15:43 WIB
Capres Prabowo Subianto dalam acara Ngobrol Bareng Bersama 300 Jenderal dan Para Intelektual di Hotel Sari Pacific, Sabtu (22/9/2018). (Foto: Adim Mugni M/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Capres Prabowo Subianto dalam acara Ngobrol Bareng Bersama 300 Jenderal dan Para Intelektual di Hotel Sari Pacific, Sabtu (22/9/2018). (Foto: Adim Mugni M/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada yang menarik ketika Calon Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sambutannya saat menjadi pembicara dalam acara bedah buku 'Paradoks Indonesia' di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9).
ADVERTISEMENT
Salah satu yang hadir dalam acara itu yakni Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Titiek yang juga mantan istri dari Prabowo itu memang sering mendampingi Prabowo dalam beberapa acara.
Dalam sambutanya, Prabowo awalnya menyapa para seniornya di militer. Prabowo menyapa Jenderal TNI (Purn) Wijoyo Suyono, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, Laksamana (Purn) Tedjo Edi dan Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi DPP Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri dan tamu undangan lainnya.
"Rekan rekan saya, kemudian tokoh-tokoh bangsa yang hadir di sini, Bu Rachmawati Soekarnoputri, putri proklamator kita. Ibu Siti Hediati," kata Prabowo.
Ketika menyapa Titiek Soeharto, para undangan sontak bertepuk tangan dengan sedikit tertawa. Atas respons itu, Prabowo mengaku merasa diplonco.
ADVERTISEMENT
"Pasti yang ditunggu itu kan. Saya merasa diplonco ini," ujar Prabowo sambil tertawa. Tamu undangan kemudian tertawa sambil tepuk tangan.
Upacara Peringatan HUT RI di Universitas Bung Karno, Jakarta, Jumat (17/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Upacara Peringatan HUT RI di Universitas Bung Karno, Jakarta, Jumat (17/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Lebih lanjut, Prabowo mengaku seperti hadir di sebuah acara reuni. Ia mengatakan, selama menempuh pendidikan di militer, selalu ditanamkan nilai-nilai nasionalisme, salah satunya agar tidak tunduk pada kuasa asing yang menyengsarakan rakyat.
"Kita digembleng dengan nilai-nilai yang sama, nilai-nilai adalah Perjuangan kemerdekaan 1945. Kita dibesarkan, digembleng di kawah candra dimuka, yang dibangun oleh generasi pembebas," katanya.
"Nilai-nilai yang bapak-bapak tanamkan di kita, bahwa Indonesia ini merdeka untuk hidup berdaulat, supaya rakyat tidak menjadi antek bangsa asing," tegasnya.