Cerita Pria yang Badannya Dikerok Jadi Poster Kampanye Prabowo

10 April 2019 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kerokan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kerokan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seorang pria berinisial F (24) tidak menyangka badannya akan menjadi ‘poster kampanye’. Kejadian itu dialaminya saat meminta jasa tukang pijat untuk datang ke rumahnya di daerah Manggarai, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Ceritanya berawal ketika F merasa tidak enak badan, Senin (8/4) malam,. Dia, lalu mencoba mencari kontak tukang pijat dari tetangganya. “Terus tukang pijatnya janjian datang jam 20.00 WIB di rumah,” ungkap F kepada kumparan, Kamis (10/4).
Dia mengaku, tidak kenal dengan sosok tukang pijat berusia sekitar 50-an itu. Sebab, baru pertama kali menggunakan jasanya. Meski begitu, dia sudah sering dikerok ketika sakit.
Sebelum memijat, orang itu menanyakan asal F dan orang tuanya. “Saya lahir di Jakarta, tapi bapak saya dari Padang dan ibu saya asal Aceh,” jawab F.
Kemudian, tukang pijat itu menanggapinya. “Berarti kalau kayak begitu, banyak milih pasangan 02 ya, Mas?” tanya tukang pijat tersebut.
ADVERTISEMENT
“Iya sih banyak, kalau di sana, tapi tidak tahu kalau di sini,” jawab F dengan singkat.
Selama proses memijat itu, F menyimpulkan jika tukang pijat itu merupakan simpatisan kandidat 02 Parabowo-Sandiaga. Pasalnya, si tukang pijat bercerita soal paslon tersebut.
“Dia cerita-cerita, saya kan lagi masuk angin, mana peduli ngomong apa, saya iya-iyain aja,” ungkap F.
F sebenarnya tidak ada niat lebih lanjut untuk mengobrol soal politik. Akan tetapi, dia terpancing dengan pertanyaan, “Masnya memilih nomor berapa?” yang keluar dari tukang pijat.
“Saya jawab aja saya belum mempunyai pilihan,” jawab F. Berharap jawaban itu bisa membuat si tukang pijat berhenti membicarakan politik. Namun, yang terjadi malah kebalikannya.
Aksi tukang pijat, simpatisan salah satu pasangan capres dan cawapres. Foto: Dok. Istimewa
Sambil mengerok badan F, sang tukang pijat tetap saja bercerita soal paslon pilihannya. F mulai curiga dengan gerakan kerokan pada sisi badan bagian kanan. Ia merasakan sakit.
ADVERTISEMENT
“Mungkin bapaknya enggak jago kali ya, kok enggak selesai-selesai,” pikir F.
Setelah ia meminta untuk memelankan gerakan mengeroknya, tukang pijat itu berganti mengerok punggung bagian kiri. Rasanya, tidak sesakit kerokan di bagian sebelumnya.
F awalnya tidak mencurigai apa pun. Hingga jasa pijat dengan bayaran Rp 100 ribu itu selesai dan F pun mengganti pakaiannya.
“Saat saya melihat kaca kok begini, sudah jadi poster buat kampanye,” ungkap F.
Hasil kerukan unik di badannya itu pun difoto dan diunggah oleh kakanya hingga akhirnya vira. Sebuah foto punggung dengan pola kerokan yang membentuk angka 2.