Cerita Tito Kesulitan Kirim Logistik Pilkada ke Daerah Terpencil

5 Desember 2017 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Tito Karnavian (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Tito Karnavian (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan anggota Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) harus berperan aktif dalam menyukseskan Pilkada serentak pada Juni 2018 mendatang. Menurutnya, Polairud akan bertugas untuk mendistribusikan logistik Pilkada ke daerah-daerah terpencil, khususnya di wilayah perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Peran Polairud sangat penting. Nanti pada saat pergeseran pasukan dan pengiriman logistik terutama di daerah terpencil," ujar Tito usai peringatan HUT Polairud ke-67, di Markas Korps Direktorat Polisi Udara Baharkam Polri, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (25/12).
Menurut Tito, sebelumnya, sering terjadi keterlambatan pengiriman logistik kebutuhan Pilkada di daerah-daerah terpencil. Hal itu membuat sebagian masyarakat di daerah terpencil itu baru bisa menentukan hak pilihnya dua hingga tiga hari setelah Pilkada.
Akibatnya, kata dia, masyarakat yang telat memilih itu cenderung menjatuhkan pilihan politiknya mengikuti pemenang dalam pilkada di daerah lain.
Helikopter dari PT Multi Pasific Californi (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Helikopter dari PT Multi Pasific Californi (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
"Di daerah tertinggal Pilkadanya kadang-kadang telat karena gelombang dan lain-lain. Pilkadanya 2 sampai 3 hari kemudian. Dia terpengaruh hasil Pilkada yang sudah ada, kita upayakan Pilkada serentak itu dapat dipenuhi," imbuh Tito.
ADVERTISEMENT
Tito pernah merasakan betapa sulitnya menjangkau daerah terpencil saat mengirim logistik Pilkada. Saat menjabat sebagai Kapolda Papua, kata Tito, ia harus menjangkau wilayah perairan Raja Ampat dengan alat transportasi seadanya.
"Itu ada wilayah perairan Raja Ampat, Seruik, dan daerah lainnya karena belum ada kapal, belum tentu ada perahu. Perahu-perahu Kepolisian dan TNI sangat penting untuk membantu masyarakat yang pengiriman logistik, pergeseran pasukan untuk ke daerah itu," katanya.
Tito optimistis, Polairud bisa berperan secara maksimal. Apalagi, saat ini Polairud sudah memiliki armada yang cukup banyak, yakni armada Patroli Pol Air yang berjumlah 1.016 unit dan armada Pol Udara 58 unit, yang teridiri dari 10 unit pesawat terbang, dan 48 unit helikopter.
ADVERTISEMENT