Cerita Tjahjo tentang Kerawanan Pilkada di Papua

23 Januari 2018 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tjahjo Kumolo (Foto:  Paulina Herasmaranindar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tjahjo Kumolo (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pemetaan Kemendagri dan Mabes Polri, salah satu daerah paling rawan pilkada adalah Papua. Mendagri Tjahjo Kumolo membeberkan kesulitannya menghadapi pilkada di provinsi paling timur di Indonesia itu.
ADVERTISEMENT
"Gini ya contoh yang saya alami, yang kalah enggak mau kalah, malah minta dibuat SK. Itu Tolikara tuh sudah ada (putusan) MK, dia enggak mau tahu MK. Katanya 'enggak datang ke Tolikara kok mau mutus' misalnya kaya gitu," tutur Tjahjo di sela-sela menghadiri HUT Megawati Soekarnoputri di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (23/1).
Menurut Tjahjo, kasus semacam itu tak perlu terjadi jika sosialisasi pilkada sudah merata. "Ini kan masalah sosialisasi," ujarnya.
Pada Oktober 2017, sejumlah warga Tolikara menyerang gedung Kemendagri karena tak terima dengan putusan MK yang memenangkan kubu lawan. Sejumlah fasilitas gedung dan mobil yang terparkir di gedung tersebut rusak.
Tjahjo mengatakan, seharusnya para timses juga memberikan pemahaman yang benar kepada para pendukungnya. Sehingga mereka bisa memahami demokrasi dan tidak memaksakan kehendak masing-masing.
ADVERTISEMENT
Keberadaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua juga mempengaruhi tingkat kerawanan di daerah tersebut. Oleh karena itu dia mengimbau tokoh setempat dan TNI-Polri untuk membantu sosialisasi pilkada di Papua.
Namun Tjahjo menyebut, saat ini kondisi Papua masih aman. Para peserta pilkada sedang fokus menyiapkan administrasi kelengkapan verifikasi faktual di KPU.
Selain soal pilkada, Tjahjo juga mengeluhkan sulitnya menerapkan perizinan satu pintu di Papua.
"Sama urusan sekarang ini kenapa perizinan satu pintu masih ada 20 kabupaten/kota yang belum ada, ya Papua. Enggak tahu deh tingkat koordinasinya begitu sulit sekali," tuturnya.