Cerita TKA Asal China di Morowali yang Mendapat Nama Indonesia

7 Agustus 2018 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Li Qiang TKA asal Cina menunjukan kartu untuk ambil makanan di kantin PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Selasa (7/8). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Li Qiang TKA asal Cina menunjukan kartu untuk ambil makanan di kantin PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Selasa (7/8). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) yang berada di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) -- perusahaan yang mengelola kawasan industri berbasis nikel di Morowali -- mencapai 3.121 orang. Salah satu dari mereka ada yang telah bekerja selama 7 tahun bahkan mendapatkan nama Indonesia. Mayoritas datang dari negera China.
ADVERTISEMENT
Dia adalah Li Qiang, warga negara China tersebut saat ini bekerja sebagai manajer kawasan PT IMIP. Li yang bisa berbahasa Indonesia secara terbata-bata mendapatkan nama Arifin dari teman-temannya asal Indonesia.
“Saya di sini dipanggil Arifin. Itu dari teman-teman Indonesia. Saya tidak tahu artinya apa,” kata Li Qiang di PT IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah, Selasa (7/8).
Ia menjelaskan dia bekerja sejak pembangunan kawasan PT IMIP pertama kali dibangun. Saat itu jumlah TKA lebih banyak dari saat ini. Hal itu karena pada awal pembangunan perusahaan masih membangun dan membutuhkan banyak tenaga ahli yang berasal dari China.
Li Qiang (kiri) TKA asal Cina menunjukan kartu untuk ambil makanan di kantin PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Selasa (7/8). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Li Qiang (kiri) TKA asal Cina menunjukan kartu untuk ambil makanan di kantin PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Selasa (7/8). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
“Saya di sini sejak awal. Dulu bangunan ini belum ada semua. Pekerja China semakin hari semakin turun. Karena awalnya kita bangun itu banyak orang China. Sekarang sudah pada selesai mereka pulang,” kata Li.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan memiliki kesempatan untuk pulang tiga bulan sekali. Ia mendapat jatah dua minggu untuk pulang ke kampung halamannya tersebut.
Menurut Li, suasana bekerja di Indonesia menyenangkan. Cuaca dan sikap orang Indonesia baik terhadap TKA. Meski begitu Li mengatakan kawan-kawannya asal China banyak yang tidak betah.
“Mereka selalu ingin pulang. Jadi hanya tugas saja, selesai kontrak ya pulang, karena jauh dari keluarga,” katanya.