Cerita Warga soal Puting Beliung di Bogor: Rumah Aku mah Nggak Nyisa

7 Desember 2018 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesaksian Ibu Limah (38), saat diwawancarai kumparan di Kelurahan Pamoyanan pasca Puting Beliung, Bogor. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kesaksian Ibu Limah (38), saat diwawancarai kumparan di Kelurahan Pamoyanan pasca Puting Beliung, Bogor. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Limah (38), warga RT 02/RW 14 Kelurahan Pamoyanan, Bogor, tidak pernah menduga kawasan tempat tinggalnya menjadi lokasi terparah terdampak puting beliung pada Kamis (6/12) kemarin. Saat bencana itu terjadi, Limah sedang dalam perjalanan pulang usai membeli keperluan rumah tangga di warung dekat rumahnya.
ADVERTISEMENT
Limah menuturkan, saat hampir tiba di depan pintu rumah, ia disadarkan dengan adanya angin yang menggumpal. Angin tersebut semakin lama semakin besar hingga membentuk pusaran.
"Sepulang saya dari warung, loh kok di belakang saya posisi lihat angin tuh udah muter-muter di kebun awi (kayu), pada muter. Udah kelihatan jelas puting beliung di situ. Pokoknya dari situ teh pada terbang ya asbes-asbes," ujar Limah membuka cerita kepada kumparan, Jumat (7/12).
Salah satu rumah warga hancur akibat angin puting beliung di Bogor. (Foto:  Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu rumah warga hancur akibat angin puting beliung di Bogor. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Ia lalu bergegas masuk ke rumah. Di rumah, ia mendapati keenam anggota keluarganya yang juga ketakutan melihat angin yang begitu kencang menghantam langit rumah mereka. Limah dan keluarga memutuskan untuk tinggal di dalam rumah, karena tak ingin mengambil risiko untuk pergi keluar, di tengah hantaman angin yang dahsyat.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita keluar, ya pasti kita jadi korban. Yang asbes (atap) aku juga pada terbang. Di aku mah semua enggak ada yang sisa. Rumah aku mah pokoknya udah enggak ada yang nyisa," imbuhnya.
Limah juga mendengar bagaimana tetangganya berteriak histeris. Maklum, antara rumah yang satu dengan rumah lainnya sangat berdekatan. Tidak adanya akses masuk mobil karena jalan yang kecil -- motor pun hanya bisa dilalui untuk satu arah saja -- sehingga teriakan tetangga terdengar begitu nyaring.
Tidak hanya Limah, warga lainnya, Yanti, juga memilih untuk bertahan di rumah. Yanti mengaku bingung harus melarikan diri ke mana dalam situasi itu.
Pohon tumbang akibat angin puting beliung di komplek the springs, Bogor. (Foto:  Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon tumbang akibat angin puting beliung di komplek the springs, Bogor. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
"Enggak pada keluar. Soalnya kita bingung kalau mau lari ke mana. Kan semuanya pada kena. Dia (menunjuk ke Limah) mau lari ke saya, eh (rumah) saya lebih parah dari dia," ungkap Yanti.
ADVERTISEMENT
Limah mengaku pasrah. Menurutnya, berkumpul dengan keluarga di akhir hayat adalah sebuah kebahagiaan.
"Udah gitu kita mikirnya ya udah, mungkin sampai di sini umur kita. Yang penting kita kumpul sama keluarga dan keterima iman Islam kita. Daripada kita keluar belum tentu kita selamat, lebih baik udah aja kita diem," ujar Limah.
Limah kini bingung harus bagaimana. Rumahnya hancur, begitu juga dengan tetangganya yang lain.
Warga RW 14 Kelurahan Pamoyanan yang terkena dampak angin puting beliung. (Foto:  Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga RW 14 Kelurahan Pamoyanan yang terkena dampak angin puting beliung. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Ia hanya berharap bantuan dari pemerintah segera datang. Terlebih apabila hujan, ia bingung harus mencari tempat untuk berteduh.
"Ke pemerintah bisa dapat bantuan. Saya mah itu (berharap) ya bantuannya segera. Ini kan buat berteduh kan ya, (tolong) bisa diusahakan jangan lama-lama. Kan ini musim hujan, ya takutnya kita bantuan belum datang kita udah kena hujan, kebanjiran," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Maksudnya kena hujan, tapi kan di dalam rumah banjir kaya kolam kaya kemarin," pungkasnya.
Dari data sementara yang dihimpun Pemerintah Kota Bogor, ada empat kelurahan yang terdampak bencana ini. Diperkirakan ada 900 rumah yang rusak. 120 rumah di antaranya berada di RW 14 Kelurahan Pamoyanan, lokasi rumah Limah berada.