Charta Politika: AGK dan Bamsoet Calon Kuat Ketua DPR

16 Desember 2017 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga kandidat calon ketua DPR (Foto: Ferio Pristiawan/Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tiga kandidat calon ketua DPR (Foto: Ferio Pristiawan/Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika nanti dikukuhkan menjadi Ketua Umum pada Munaslub Partai Golkar, tugas selanjutnya yang menanti Airlangga Hartarto adalah memilih pengganti Setya Novanto di kursi Ketua DPR.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya berpendapat dalam mengisi jabatan lowong Ketua DPR sepeninggal Novanto tersebut, Airlangga sebaiknya menunjuk sosok ketua DPR yang tidak tersangkut masalah hukum atau korupsi.
"Ya kalau Ketua DPR saya pikir kita tahu bahwa dia harus memiliki karakter yang tidak kontroversial dan bisa diterima publik, tidak tersangkut kasus korupsi," ujar Yunarto usai menghadiri seminar di Gedung Mega Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12).
Tak hanya itu, dari segi pengalaman calon Ketua DPR harus memiliki pengalaman minimal pernah memimpin komisi atau fraksi. Sehingga ketika menjadi Ketua DPR, sosok tersebut tidak gagap dan bisa langsung tancap gas memimpin lembaga DPR dalam menjalankan tugas-fungsinya.
Dari kriteria yang ia kemukakan itu, ada dua nama yang menurutnya layak ditunjuk sebagai ketua DPR oleh Airlangga, yaitu Sekretaris Fraksi Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) dan Ketua Komisi III, Bambang Soesatyo (Bamsoet).
ADVERTISEMENT
"Ada sisi pengalaman dan sisi senioritas sesuai budaya internal Partai Golkar itu sendiri ya. Tentu menurut saya minimal orang itu pernah memimpin komisi atau fraksi. Sehingga kemudian tidak gagap ketika menjadi Ketua DPR nantinya. Kalau kita lihat dari nama-nama yang muncul menurut saya yang paling kuat ada dua nama. Satu Agus Gumiwang Kartsasmita (AGK), kedua Bambang Soesatyo (Bamsoet)," terangnya.
Berkaitan dengan nama Aziz Syamsuddin, Yunarto menilai, sosok Aziz yang sebelumnya ditunjuk Setya Novanto untuk menggantikan posisinya sebagai Ketua DPR itu dianggap hanya perpanjangan tangan Novanto.
“Kalau Aziz saya pikir akan terpentok dengan masalah bagaimana dia dianggap sebagai perpanjangan tangan Setya Novanto ya. Karena ketika kemudian yang muncul adalah sosok perpanjangan tangan Setya Novanto, saya pikir imej publik akan tetap sama secara negatif terhadap DPR maupun Golkar,” tutup Yunarto.
ADVERTISEMENT