Charta Politika: Emil-Uu Unggul Tipis dari Demiz-Demul, Selisih 2,8%

Debat publik kedua cagub-cawagub Jabar. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)

Lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei soal elektabilitas paslon di Pilgub Jabar. Hasilnya, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menempati peringkat pertama dengan 37,3 persen.

Peringkat kedua ditempati pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan 34,5 persen. Pasangan yang diusung PDIP, TB Hasanuddin-Anton Charliyan menempati peringkat ketiga dengan 7,8 persen. Sementara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu berada di posisi paling buncit dengan 7,6 persen. Sebanyak 12,8 responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan selisih Ridwan Kamil-Uu dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi masih tipis yaitu hanya 2,8 persen. Menurut dia, yang menentukan kemenangan adalah undecided voters.

"Jadi tidak bisa disimpulkan siapa yang menang sampai hari akhir. Peringkat satu dan dua pasti antara Emil-Uu atau duo Dedi. Ini rekaman awal untuk pilkada Jabar. Sangat ketat. Bisa-bisa tidak terbaca," ujar Yunarto saat paparan di Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (7/6).

Survei Pilgub Jabar (Foto: Charta Politika)

Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 45,1 persen responden memilih paslon karena sosok calon gubernur. Sementara sebanyak 40,3 persen memilih karena faktor gubernur dan wakil gubernur. Hanya 5,6 persen warga Jabar yang memilih karena faktor wakil gubernur.

Charta Politika juga mengukur alasan utama responden menentukan pilihan. Di antaranya, sebanyak 28,7 persen memilih karena sudah berpengalaman di pemerintahan. Sebanyak 16,8 persen memilih karena sudah ada bukti nyata dari kinerjanya. Sementara itu sebaanyak 7,5 persen memilih karena ikut pilihan orang lain atau keluarga dan warga sekitar.

Jumlah responden dalam survei adalah 1.200 dengan margi of error kurang lebih 2,83 persen. Tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 23-29 Mei 2018 dengan wawancara tatap muka. Responden minimal 17 tahun atau yang sudah punya hak pilih.