China Ancam AS Jika Dijatuhi Sanksi Terkait Muslim Uighur

28 November 2018 9:55 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes China untuk Amerika Serikat Cui Tiankai. (Foto: REUTERS/Jim Bourg)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes China untuk Amerika Serikat Cui Tiankai. (Foto: REUTERS/Jim Bourg)
ADVERTISEMENT
Pemerintah China mengancam akan melakukan pembalasan jika Amerika Serikat menjatuhkan mereka sanksi menyusul laporan adanya penjara bagi ribuan Muslim Uighur di Xinjiang. Menurut China, apa yang mereka lakukan terhadap Uighur adalah demi mencegah terorisme.
ADVERTISEMENT
Ancaman ini disampaikan Duta Besar China untuk AS Cui Tiankai dalam wawancara dengan Reuters di Washington DC, Selasa (27/11). Dia mengatakan "jika tindakan itu (sanksi) diambil, kami harus membalasnya", namun tidak menjabarkan balasan seperti apa yang akan dilakukan China.
Pernyataan Cui disampaikan menyusul seruan dari para aktivis dan akademisi untuk menjatuhkan sanksi terhadap China yang memenjarakan ribuan Muslim Uighur. Di penjara ini, umat Islam Xinjiang didoktrin untuk mencintai Partai Komunis dan menanggalkan keislamannya.
Hal ini juga dijabarkan panjang lebar dalam laporan lembaga HAM Human Rights Watch September lalu bertajuk "Menghapuskan Virus Ideologi: Kampanye Represi China terhadap Muslim Xinjiang".
Tahanan di kamp pendidikan politik di Lop County, Prefektur Hotan, Xinjiang. (Foto: Dok. media.hrw.org)
zoom-in-whitePerbesar
Tahanan di kamp pendidikan politik di Lop County, Prefektur Hotan, Xinjiang. (Foto: Dok. media.hrw.org)
Pejabat AS mengatakan pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan sanksi kepada China atas dasar hak asasi manusia. Belum diketahui jenis sanksinya, namun AS bisa menggunakan Undang-undang Global Magnitsky untuk membekukan aset pelaku pelanggaran HAM.
ADVERTISEMENT
Pemerintah China awalnya membantah adanya kamp konsentrasi ini. Tapi belakangan beberapa pejabat China membenarkannya, namun mengatakan kamp itu adalah pusat pelatihan dan untuk memberantas militansi separatis.
Cui termasuk yang membenarkannya. Menurut Cui penjara itu diperlukan untuk "re-edukasi" teroris. "Kami mencoba mere-edukasi kebanyakan dari mereka, mencoba menjadikan mereka warga normal yang bisa kembali ke kehidupan normal," kata Cui.
Kecaman terhadap China karena penjara Uighur ini, menurut Tiankai, adalah bentuk standar ganda Barat terhadap negaranya. AS, kata dia, malah melakukan yang lebih buruk yaitu menggempur wilayah teroris di Suriah atau Irak.
"Apakah kau bisa bayangkan jika pejabat AS yang bertanggung jawab dalam perang terhadap ISIS dijatuhi sanksi?" kata Cui.