China Latihan Perang Dekat Perairan Taiwan

26 Juni 2018 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Militer China. (Foto: REUTERS/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Militer China. (Foto: REUTERS/Stringer)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah kapal perang China melakukan latihan militer di dekat perairan Taiwan. Kegiatan tersebut dilangsungkan hampir sepekan lamanya.
ADVERTISEMENT
Laporan itu disampaikan bertepatan dengan kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis ke Beijing. Pria yang kerap disapa Mad Dog ini berada di China dalam rangka kunjungan kerja resmi.
Menurut publikasi Militer China, sejak 17 Juni kapal fregat tipe 054A dan Penghancur jenis 052C melakukan latihan perang di wilayah Bashi dan Selat Taiwan.
"Latihan ditujukan untuk uji coba kemampuan kapal perang, pesawat, dan pasukan pertahanan laut, mereka melakukan latihan tempur di beberapa area di lautan itu," sebut keterangan resmi militer China, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/6).
Hari Kemerdekaan Taiwan (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Kemerdekaan Taiwan (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
Hingga kini, belum bisa dipastikan sampai kapan China akan melakukan latihan militer di dekat perairan Taiwan.
China masih menganggap Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya. Namun, mereka tidak pernah mengumumkan penggunaan kekuatan militer untuk mengambil kembali Taiwan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, China juga menilai AS memperkeruh keadaan. Sebab, Negeri Paman Sam memberlakukan kebijakan bersahabat dengan Taiwan.
Seperti di antaranya, membuka kedutaan de facto di Taiwan serta mengesahkan UU perjalanan ke Taiwan. Dengan adanya UU itu, semakin banyak pejabat AS yang berkunjung ke Taiwan.
Langkah AS disesalkan China. Mereka menganggap AS tidak menghormati kebijakan satu China.
Menanggapi kemarahan China, AS sama sekali tidak mengendurkan kebijakannya. AS bahkan berencana mengirim kapal perang ke Selat Taiwan sebagai bentuk dukungan langsung Presiden Donald Trump pada negara tersebut.