COP24, Indonesia dan Inggris Jalin Kerja Sama di Bidang Lingkungan

8 Desember 2018 17:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.  (Foto: ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. (Foto: ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjalin kerja sama dengan pemerintah Inggris di bidang Lingkungan saat Konferensi Perubahan Iklim PBB atau Conference of Parties (COP) UNFCCC ke-24 di Katowice, Polandia. Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyambut baik kerja sama bilateral dengan Menteri Luar Negeri Inggris Mark Field itu.
ADVERTISEMENT
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepatan kerja sama dalam program pengelolaan hutan, lahan pertanian, serta manajemen mangrove dan pengelolaan sampah plastik laut. Siti optimistis kerja sama tersebut akan berdampak pada upaya mengurangi emisi karbon di Indonesia.
"Dalam kurun waktu dua dekade, Indonesia-Inggris telah menjalin kerja sama yang sistematis dalam prinsip mutual respect dan trust, serta dengan kerangka kerja yang konseptual dan utuh," jelas Siti, Jumat (7/12) malam waktu setempat.
“Saya optimistis dengan kerja sama ini karena kerangka konsep yang menyeluruh dan jangka panjang. Yang terpenting adalah memberikan dampak kepada sistem dan langkah sistematis di negara kita,” imbuhnya.
COP24 dì Katowice. (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
COP24 dì Katowice. (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
Dalam bidang pengelolaan hutan, kerja sama yang dilakukan adalah Bio Carbon Initiative di Provinsi Jambi dan Forest Carbon Partnership di Kalimantan Timur. Siti ingin kerja sama di bidang pengelolaan hutan ini dapat melibatkan masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
"Melibatkan masyarakat dalam menjaga hutan akan mengubah cara pandang mereka dalam menilai apa yang disebut sebagai karbon. Tidak semata negatif, ternyata mereka juga bisa mendapatkan manfaat dari situ,” jelasnya.
Tahun ini sampai dengan 2022, total bantuan Inggris untuk Indonesia sebesar 60 juta poundsterling dengan skema bilateral, multilateral, dan global program. Selain itu, Siti ingin agar pemerintah Inggris dapat datang langsung ke Indonesia untuk melihat pencapaian Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim.
''Saya mengundang menteri (Mark Field) melakukan kunjungan kerja lapangan (ke Indonesia). Mungkin pada Juli 2019 mendatang,'' ungkapnya.
Suasana di acara COP24 UN Climate Change Conference 2018 di Katowice, Polandia. (Foto: REUTERS/Kacper Pempel)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di acara COP24 UN Climate Change Conference 2018 di Katowice, Polandia. (Foto: REUTERS/Kacper Pempel)
Menurut Siti, pemerintah Inggris telah menyetujui pendanaan untuk program-program kerja sama. Program pengelolaan hutan di Jambi dan Kalimantan Timur akan mendapat bantuan senilai US$37,5 juta, di Papua 11 juta Pounsterling. Bantuan yang diberikan berupa bantuan teknis dan capacity building.
ADVERTISEMENT
Siti percaya bahwa kerja sama dengan Inggris akan berhasil baik. Sebab, adanya cara kerja dan tim yang baik, serta saling menghargai di antara kedua negara.
''Antara Inggris dan Indonesia, sudah terjalin kerja sama yang baik dan santun. Ini yang kita perlu jaga dan tingkatkan untuk maju bersama sesuai semangat kerja sama agenda perubahan iklim global,” pungkasnya.