Cuka, Pertolongan Pertama Bila Tersengat Ubur-ubur

20 Oktober 2018 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan ubur-ubur Pantai Ancol. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan ubur-ubur Pantai Ancol. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Peneliti LIPI menyatakan bahwa ubur-ubur yang muncul di Pantai Ancol Jakarta Utara merupakan jenis yang mempunyai sengatan ringan. Namun, masyarakat tetap diimbau berhati-hati.
ADVERTISEMENT
Dokter ahli toksikologi Tri Maharani pun mengungkapkan hal yang sama. Bila terlanjur menyentuh ubur-ubur, maka pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah dengan memberikan cuka untuk melepaskan tentakel hewan kenyal tersebut yang menempel di tubuh kita.
Tri menjelaskan tentakel dari ubur-ubur memiliki nematosit yang bisa menembakan racun ke cardiac dan ke otot-otot penafasan manusia. Cuka bisa menghentikan nematosit tersebut.
“Gunanya adalah deactivate untuk nematosit tadi. Sehingga racunnya tidak ditembakan ke tubuh kita,” kata Tri dalam diskusi di Sea World, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (20/10).
Tri Maharani dalam acara diskusi “yuk, kenali ubur-ubur lebih dekat” di Sea World, Ancol, Jakarta, sabtu (20/10/2018). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tri Maharani dalam acara diskusi “yuk, kenali ubur-ubur lebih dekat” di Sea World, Ancol, Jakarta, sabtu (20/10/2018). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Namun menurut dia, cuka yang bisa digunakan adalah yang kandungannya antara 4 hingga 6 persen. Bila menggunakan cuka dapur, maka cuka tersebut harus diencerkan kembali.
"Jadi cuka (yang bisa dipakai) itu adalah 4 sampai 6 persen. Kalau cuka kita yang di dapur itu kan 2,5 persen. Paling gampang itu diencerkan dengan air 4 kali lipatnya,” kata Tri.
ADVERTISEMENT
Ia lantas menyebut bahwa masyarakat masih menggunakan cara mereka sendiri untuk mengatasi sengatan ubur-ubur dibanding datang ke rumah sakit atau puskesmas. Menurut dia, mereka yang tersengat ubur-ubur biasanya baru datang ke dokter bila memang sudah dalam kondisi yang parah.
“Hampir 6 tahun saya mencoba cari laporan soal kasus ubur-ubur saya belum menemukan catatan detil terkait kasus ubur-ubur. Masyarakat masih menggunakan metode mereka sendiri dan tidak datang ke rumah sakit atau puskesmas. Mereka datang ketika kondisi sudah fatal,” kata Tri.
Papan peringatan untuk pengunjung agar waspada terhadap keberadaan ubur-ubur di Pantai Ancol. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Papan peringatan untuk pengunjung agar waspada terhadap keberadaan ubur-ubur di Pantai Ancol. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Ia berharap para dokter dan perawat bisa mulai melakukan pencatatan bila menemukan kasus sengatan ubur-ubur. Hal itu dinilainya penting untuk mencari tahu cara penanganannya.
“Saya berharap teman-teman dokter dan perawat segera melakukan pencatatan itu kepada kami. Pencatatan itu bisa membantu teman-teman untuk analisis kasus tersebut,” kata Tri.
ADVERTISEMENT