news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Curhat Warga Tentang Hansip dan Tukang Sampah ke Anies-Sandi

5 Desember 2017 18:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies dan Sandi di Pasar Seni Ancol (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies dan Sandi di Pasar Seni Ancol (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno melakukan kunjungan kerja sekaligus bersilaturahmi dengan jajaran pengurus lurah, camat, RT dan RW di Gedung Pertamina, Jakarta Pusat, Selasa (5/12). Mereka memanfaatkan momen ini untuk mendengarkan aspirasi dan berdialog dengan warga.
ADVERTISEMENT
Secara administratif, kota Administrasi Jakarta Pusat memiliki 8 kecamatan dan 44 kelurahan. Masing-masing perwakilan kecamatan menyampaikan keluhannya kepada Anies dan jajaran SKPD Pemprov DKI.
Seperti Ika, warga Kelurahan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih yang menyampaikan aspirasinya mengenai dana operasional RT/RW.
"Kami mohon dibantu masalah, statement-statement yang disampaikan terkait dana operasional RT/RW. Tolong disampaikan itu bukan gaji RT/RW. Kami yang di lapangan itu tidak untuk gaji kami. Itu untuk operasional keperluan warga di lingkungan kami," kata Ika.
Ia juga berharap Pemprov DKI dapat memperhatikan status dari hansip dan petugas sampah. Menurut Ika, selama ini dana operasional RT/RW juga digunakan untuk membayar gaji hansip dan petugas sampah yang dibantu iuran warga sekitar.
Anies-Sandi Hadiri Kunjungan Kerja Kota Jakpus. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies-Sandi Hadiri Kunjungan Kerja Kota Jakpus. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada pula perwakilan dari Kelurahan Duri Pulo Kecamatan Gambir, Ahmad Haris. Ia meminta kepada Anies untuk dibukakan kembali perlintasan sebidang di Jalan Hasyim Asyari, baik dari arah Grogol maupun Harmoni. Menurutnya, penutupan tersebut membuat warga merasa terisolir.
Menurutnya, penutupan ini perlu dikaji ulang. Sistem pelayanan dan transportasi menjasi terganggu karena terdapat penyempitan jalan dan kendaraan yang melawan arah.
"Kalau ditutup maka itu terisolir. Jumlah penduduk kita 24 ribu jiwa dengan 4 RW. Kendala diantaranya di situ ada lembaga pendidikan, beberapa klinik, ada Koramil. Kalau itu ditutup maka matilah wilayah tersebut. Pelayanan di sana tutup. Stagnan lalu lintas di situ," kata Ahmad.
Sementara itu, Budi Sofyan, yang mewakili Kelurahan Gunung Sahari Utara, Kecamatan Sawah Besar menyoroti soal dana Lembaga Mikro Keuangan (LMK) sebesar Rp 34 miliar yang tidak bisa dirasakan warga.
ADVERTISEMENT
"Kenapa dana Rp 34 miliar bisa batal turun pada November 2017. Saya baca RAPBD tidak dipos LMK ini. Saya mengharap ada perhatian pada Gubernur untuk mengalokasikan dana itu," kata Budi.
Gubernur DKI Anies Baswedan terima aduan warga (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Anies Baswedan terima aduan warga (Foto: Diah Harni/kumparan)
Lain lagi dengan Abdul Rahman, perwakilan Kelurahan Cempaka Baru Kecamatan Kemayoran yang mengeluhkan mahalnya batas minimal isi ulang kartu untuk Transjakarta, yang dinilai memberatkan warga yang memiliki keterbatasan dana.
"Beli pertama kartu Transjakarta Rp 40 ribu. Bagi masyarakat itu mahal. Jangan itu dijadikan ladang bisnis. Masalah isi ulang kenapa harus Rp 20 ribu. Yang punya uang Rp 19 ribu enggak bisa naik Busway," ujarnya.
Selain itu, perwakilan warga juga mengeluhkan soal pembebasan lahan, kurangnya lapangan pekerjaan bagi warga asli Betawi di Pekan Raya Jakarta hingga mahalnya biaya masuk Pantai Ancol.
ADVERTISEMENT
Sempat terjadi kericuhan saat masing-masing perwakilan kecamatan menyampaikan aspirasinya. Seorang pria berbaju biru tiba-tiba menginterupsi sesaat sebelum Anies memberikan jawaban permasalahan warga. Ia kecewa tidak diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluhannya kepada Anies karena keterbatasan waktu. Ia sempat ingin menghampiri Anies, namun kemudian dihalang oleh petugas yang berjaga di depan panggung. Pria tersebut kemudian diamankan ke sebuah ruangan di luar Gedung Pertemuan Pertamina.