Curhatan Para Ibu Hamil Saat Naik Commuter Line

14 Juni 2017 13:42 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di KRL gerbong perempuan (Foto: Niken Nurani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di KRL gerbong perempuan (Foto: Niken Nurani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian pengguna KRL Commuter Line, memberikan kursinya pada ibu hamil sungguh menjadi sebuah beban. Tak jarang mereka pura-pura tidur, atau memberikan kursi dengan menggerutu, bahkan menolak mentah-mentah permintaan ibu hamil untuk bisa duduk di kursi mereka.
ADVERTISEMENT
Seperti yang ramai baru-baru ini. Shafira Nabila Cahyaningtyas menulis status di Facebook tentang kekesalannya karena harus memberikan kursinya pada ibu hamil. Status Shafira ini langsung menuai cibiran dan hujatan, Shafira dianggap tak punya empati pada ibu hamil.
Bila dilihat dari kacamata ibu hamil, ada cerita dan alasan sendiri sampai akhirnya mereka memberanikan diri meminta kursi agar bisa duduk. Seperti diceritakan oleh Juwita.
Perempuan yang biasa naik KRL ini mengisahkan pengalamannya saat hamil muda. Juwita semula tidak berani meminta kursi prioritas karena saat itu perutnya masih belum terlihat membesar.
"Pas hamil muda belum berani minta duduk karena belum kelihatan hamil. Akhirnya berdiri dan berharap kereta berjalan cepat," ucap Juwita saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com) Rabu (14/6).
ADVERTISEMENT
Satu-dua stasiun dilewati Juwita, dan dia masih bisa bertahan. Namun saat masuk ke stasiun ketiga, keringat dingin mulai mengucur di tubuhnya. Juwita kala itu masih belum berani meminta tempat duduk. Dia terus mencoba berdiri hingga lebih dari satu jam.
"Mulai pengen pingsan di dalam kereta yang berhenti dan penuh sesak. Badan sudah keringatan, bibir mulai pucat, badan mulai lemes. Akhirnya ada yang peduli, 'Mbak, Mbak kenapa?' 'Saya nggak kuat, lemes banget lagi hamil 3 bulan.' Akhirnya dikasihlah duduk," ujar Juwita.
Kaum Hawa menempati kursi prioritas di KRL (Foto: Aprilandika Hendra Pratama)
zoom-in-whitePerbesar
Kaum Hawa menempati kursi prioritas di KRL (Foto: Aprilandika Hendra Pratama)
Pengalaman lain pernah dialami Juwita, dan juga tak begitu enak di hati. Kali ini Juwita memberanikan diri meminta tempat duduk, namun dia justru mendapat gerutu dari penumpang lain.
ADVERTISEMENT
"Pernah juga minta duduk sama ibu-ibu di bangku prioritas. Umur sekitar 45-an, dia ngasih tapi sambil ngedumel. "Anak zaman sekarang lemah-lemah banget. Hamil aja pakai segala minta diprioritaskan.' Dibilang gitu sama ibu-ibunya," kenang Juwita.
Soal petugas yang berjaga di dalam gerbong, Juwita merasa kala itu mereka tak terlalu membantu. Baru setelah ada kasus Dinda (remaja yang marah-marah di status Path karena diminta tempat duduknya untuk ibu hamil) petugas jadi lebih perhatian bila ada ibu hamil.
"Jadi sekarang, di tiap gerbong di kursi prioritas ada petugas, dan mereka jadi lebih galak dan gercep (gerak cepat) kalau ada bumil," kata Juwita.
Kursi prioritas di dalam KRL yang ditempati para wanita dan seorang ibu dengan anaknya (Foto: Aprilandika Hendra Pratama)
zoom-in-whitePerbesar
Kursi prioritas di dalam KRL yang ditempati para wanita dan seorang ibu dengan anaknya (Foto: Aprilandika Hendra Pratama)
Cerita lain datang dari seorang ibu hamil bernama Vinna Nurhasannah. Wanita 26 tahun ini setiap harinya menggunakan KRL dari Stasiun Bekasi ke Stasiun Gondangdia untuk bekerja. Sayang, bukan perlakuan khusus yang didapatkan, justru perlakuan kurang menyenangkan dari para pengguna kereta lainnya.
ADVERTISEMENT
"Dulu aku naik KRL, ada ibu-ibu mungkin usianya 40 tahun-an dan tidak hamil tapi duduk di bangku prioritas. Pas aku tanya 'Permisi, ada yang enggak hamil?', dia jawab 'Cari aja di depan masih banyak!'. Sering banget bangku prioritas diisi sama ibu-ibu yang tidak hamil. Begitu aku tanya, mereka semua diam tidak peduli," ceritanya.
Di hari lain, ia mencari bangku prioritas yang letakknya dekat tiang gerbong. Tak semua orang tahu bahwa itu adalah bangku prioritas sehingga ramai diduduki oleh anak-anak muda. Akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya 'Permisi, ada yang tidak hamil?', dengan lantangnya orang yang menduduki bangku itu berkata 'Cari di bangku prioritas Mbak!'. Ia hanya bisa geleng-geleng kepala dan tidak ingin melanjutkan perdebatan.
ADVERTISEMENT
"Yang lebih keselnya lagi, waktu masih hamil 2 bulan kan belum kelihatan, jadi enggak kaya orang hamil. Aku duduk di bangku prioritas, tiba-tiba ada yang masuk dan minta dicarikan bangku prioritas. Semua orang ngeliatin aku dikiranya aku enggak hamil, padahal bangku itu kan ditujukan untuk ibu hamil tanpa usia kandungan. Mau hamil satu bulan juga berarti berhak," lanjut perempuan yang tengah hamil 19 minggu ini.
Vinna sangat mengharapkan perhatian dari PT. KAI untuk para ibu hamil yang menggunakan KRL sebagai transportasi umum. Sebab kesadaran masyarakat umum terhadap bangku prioritas yang memang ditujukan untuk ibu hamil, ibu yang membawa anak kecil, dan para lansia, masih amat kurang.
"Kalau bisa kasih masukan, bangku prioritas itu dijaga. Kalau yang bukan haknya, jangan didudukin, jadi yang berhak langsung tahu itu ada bangku kosong. Kami para ibu hamil capek naik turun gerbong, nanyain ke setiap gerbong ada bangku kosong apa enggak," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ah, menumbuhkan sikap simpati untuk orang lain memang begitu sulit, rupanya.