Daging Kerbau Belum Mampu Menggeser Daging Sapi
ADVERTISEMENT
Meski tahun depan pemerintah akan kembali mengimpor daging kerbau dari India yang harganya diklaim lebih murah, nyatanya di pasaran masih banyak masyarakat lebih suka membeli daging sapi. Kenapa?
ADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikkapi) Abdullah Mansuri mengatakan, kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi daging kerbau itu masih rendah. Dia pun membeberkan alasan mengapa masyarakat Indonesia lebih memilih daging sapi dibanding daging kerbau yang disediakan Perum Bulog sejak 2016 lalu.
Abdullah mengatakan, unsur kelezatan dari daging sapi menjadi alasan pertama masyakarat Indonesia tetap membeli daging sapi. Tekstur daging sapi dianggap lebih enak dikonsumsi dibanding daging kerbau.
"Pertama, unsur kelezatan. Yang pasti dagingnya ya, sapi lebih enak dan lebih segar," katanya kepada kumparan (kumparan.com), Senin (4/12).
Kedua, terkait keabsahan dari proses pemotongan daging kerbau. Sampai saat ini, masyarakat masih khawatir dan bertanya seperti apa keabsahan dari pemotongan daging kerbau di India sana, halal atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Kalau daging sapi di sini kan, pemotongannya jelas di Indonesia. Kalau daging kerbau kita enggak tahu pemotongannya bagaimana. Halal atau tidaknya ya. Itu masih jadi pertimbangan pembeli," katanya.
Dengan begitu, sampai saat ini keberadaan daging kerbau tidak terlalu berpengaruh pada penjualan daging sapi di pasaran.
"Tidak berdampak sama sekali. Karena saya melihat daging kerbau tidak banyak dikonsumsi masyarakat. Rata-rata banyak digunakan di industri. Bisa juga masuk pabrik-pabrik, tapi saya enggak tahu detailnya," katanya.
Sebagai ketua yang menaungi banyak pedagang pasar di Indonesia, dia memastikan pengaruh daging kerbau impor di pasar hanya 1-2%. Karena faktanya, dia mengaku tidak banyak menjumpai pedagang yang menjual daging kerbau di pasaran.
ADVERTISEMENT