Dalam 34 Hari, 15 Juta Nasi Kotak Disediakan Bagi 203 Ribu Jemaah Haji

25 Agustus 2018 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah Haji sedang menikmati makanan dari catering yang disediakan Kementerian Agama (23/8/18). (Foto: Twitter @Kemenag_RI)
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah Haji sedang menikmati makanan dari catering yang disediakan Kementerian Agama (23/8/18). (Foto: Twitter @Kemenag_RI)
ADVERTISEMENT
Layanan katering untuk para jemaah haji menjadi salah satu fokus perhatian dari Kementerian Agama pada pelaksanaan ibadah haji 2018. Selama 34 hari pelaksanaan ibadah haji, setidaknya sudah ada 15 juta nasi kotak yang disediakan untuk sekitar 203 ribu jemaah haji.
ADVERTISEMENT
Selama di Makkah, jemaah haji diberi makan sehari dua kali selama 20 hari. Sehingga total 40 kali makan siang dan malam. Hal tersebut menjadi inovasi dari Kementerian Agama karena pada tahun sebelumnya jemaah di Makkah hanya diberi 25 kali makan.
Katering menjadi salah satu inovasi layanan haji 2018 yang sebelumnya sudah disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam Rapat Kerja bersama dengan DPR beberapa waktu lalu.
Pada tahun ini, Kemenag menggandeng 36 perusahaan katering untuk menyediakan makanan kotak di Makkah. Meski demikian, juru masak dan bumbu harus didatangkan dari Indonesia. Juru masak dilatih dan disertifikasi oleh ahli tata boga dari kampus pariwisata Bandung dan ahli gizi dari Rumah Sakit Haji Jakarta. Tak hanya itu, disiapkan pula 142 pengawas katering di Makkah.
ADVERTISEMENT
Menu katering yang disajikan sudah ditentukan komposisinya yakni nasi, lauk, sayuran, buah, dan sebotol air mineral. Namun, setiap hari, menu makan siang dan malam disajikan berbeda.
Jenis lauk, sayuran, dan buah pun dibuat variasi. Lauknya, mulai daging sapi lada hitam, ikan patin pesmol, ayam kecap cabai hijau, daging teriyaki, sampai bistik daging sapi. Buah yang disediakan secara bergantian antara jeruk, apel, dan kurma. Sementara sayurannya antara lain tumis buncis wortel, tempe cabai ijo, sampai terong balado.
Jemaah Haji sedang menikmati makanan dari catering yang disediakan Kementerian Agama. (Foto: Instagram @Kemenag_RI)
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah Haji sedang menikmati makanan dari catering yang disediakan Kementerian Agama. (Foto: Instagram @Kemenag_RI)
Nasi kotak tersebut juga ditambah paket kelengkapan konsumsi. Paket tersebut dikemas kotak plastik yang berisi teh, gula, kopi, sambal dan kecap botol, sendok, dan gelas. Ada lagi snack pagi yang diberikan bersama paket makan malam.
ADVERTISEMENT
Selain di Makkah, Kemenag juga menyiapkan layanan katering untuk jemaah haji di Madinah, Jeddah, dan Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna). Pada setiap tempat, jumlah pemberian makan dilakukan berbeda-beda. Total selama 34 hari pelaksanaan ibadah haji, setiap jemaah disediakan 75 kali makan atau setidaknya ada 15.251.325 nasi kotak.
Hanya lima hari di mana jemaah menyediakan makan sendiri, yakni pada 3 hari menjelang wukuf dan dua hari setelah Armuzna. Pada hari-hari itu, beberapa pemondokan menerima paket makanan gratis dari para dermawan, mengirim dengan mobil-mobil box.
Jemaah Haji sedang menikmati makanan dari catering yang disediakan Kementerian Agama (23/8/18). (Foto: Twitter @Kemenag_RI)
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah Haji sedang menikmati makanan dari catering yang disediakan Kementerian Agama (23/8/18). (Foto: Twitter @Kemenag_RI)
Untuk menjaga kelayakan makanan, setiap pagi dan sore, seluruh perusahaan katering harus mengirim contoh makanan ke PPIH Daker Makkah untuk diperiksa. Contoh makanan itu kemudian diperiksa oleh Ahli Tata Boga dari Bandung dan Ahli Gizi dari Rumah Sakit Haji Jakarta.
ADVERTISEMENT
Cara bawa kotak sampel harus dengan tas atau box pendingin, agar kondisi makanan yang dijadikan sampel dan yang dikirim pondokan sama. “Pernah ada, sampelnya basi, tapi makanan yang dikirim ke hotel tidak basi,” kata Evi Nuryana, Kepala Seksi Katering Daker Makkah.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberi atensi khusus layanan katering. Sebelum jemaah berangkat, Lukman terbang dulu ke Madinah guna mengecek dapur di kota pertama penerima jemaah Indonesia gelombang I pada 9 Juni 2018.
“Jaga higienitas. Bahan makanan maupun proses memasaknya. Sistem distribusi harus cepat dan tepat. Agar makanan bisa segera dikonsumsi jamaah," pesan Menag di dapur Burhan Al Huda, Madinah, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenag, Sabtu (25/8).
Menteri Agama Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin sedang mengecek makanan untuk para jemaah haji (23/8/18). (Foto: Twitter @Kemenag_RI)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin sedang mengecek makanan untuk para jemaah haji (23/8/18). (Foto: Twitter @Kemenag_RI)
Apresiasi datang dari para jemaah haji atas layanan katering tersebut. Seorang jemaah haji asal Kudus, Aflah, menyebut bahwa keseluruhan makanan yang disajikan sudah cukup baik.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, kalaupun ada keluhan, itu hanya karena masalah selera makan terhadap lauk di dalamnya. “Ada yang tak suka ikan. Ada yang garam dan pedasnya kurang pas. Tapi secara umum bagus. Tidak mungkin memuaskan setiap orang,” katanya.
Namun menurut dia, penyedia katering merespons cepat bila ada keluhan dari jemaah haji. "Ada yang diutus mengecek ke hotel, menggali informasi. Atensi pihak katering juga bagus," Aflah menambahkan.