Dalam 5 Hari, Kemlu Ngebut Pindahkan BDF dari Bali ke Banten

8 Desember 2017 19:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bali Democracy Forum (BDF) (Foto: Dok. bdf.kemlu.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Bali Democracy Forum (BDF) (Foto: Dok. bdf.kemlu.go.id)
ADVERTISEMENT
Bali Democracy Forum (BDF), sesuai namanya, sedianya dilakukan di Bali. Namun untuk penyelenggaraan yang kesepuluh tahun ini, BDF digelar di Banten, tepatnya di Bumi Serpong Damai dan Bandung. Tidak mudah memindahkan tempat acara pelaksanaan H-5 sebelum digelar.
ADVERTISEMENT
Perhelatan BDF yang rutin diadakan di Nusa Dua terpaksa dipindahkan karena erupsi Gunung Agung. Selain berbahaya, erupsi dapat mengganggu arus lalu lintas udara para delegasi negara-negara sahabat.
Setelah melewati banyak tantangan, perhelatan internasional Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 akhirnya berakhir dengan sukses. Tak mudah menggelar BDF edisi ini.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Cecep Herawan, mengatakan memilih Banten untuk dijadikan tuan rumah pengganti Bali bukan perkara mudah. Pasalnya putusan tersebut keluar kurang sepekan sebelum pelaksanaan.
"Melihat kondisi Bali kami mulai sorting list kota-kota yang memungkinkan sebagai tempat pengganti. Dari keputusan resmi (pemindahan) hanya 5 setengah hari ini, bukti koordinasi di pemerintahan berjalan dengan baik, jadi ini bukti konkretnya," ucap Cecep di Gedung Sate Bandung, Jumat (8/12).
ADVERTISEMENT
Setelah Banten terpilih, panitia bekerja ekstra cepat dan sempurna jadi harga yang tak bisa ditawar. Walau begitu, Cecep menyebut tantangan harus 'ngebut' mempersiapkan BDF dengan baik bukan menjadi penghalang.
Malah menurutnya tantangan adalah suatu kenikmatan. Sebab, jika nanti hasilnya baik kepuasan batin seperti yang dirasakan hari ini adalah hadiah setimpal bagi jerih payah menggarap BDF.
"Ada kenikmatan di tengah tantangan kalau hasilnya baik," sebut Cecep.
Di antara bentuk kesuksesan BDF adalah tingkat partisipasi negara yang ikut lebih dari 90, datangnya Presiden Nauru Baron Waqa, dan belasan menteri dari berbagai negara, serta keluarnya substansi BDF-10.
Cecep mengatakan, kesuksesan ini adalah jerih payah banyak pihak.
"Resepnya adalah menghilangkan sekat-sekat birokrasi, kami jadi satu tim saja," sebut dia.
ADVERTISEMENT
"Komunikasinya (antar instansi) baik, dan saling dukung, termasuk dengan pemerintah daerah. Tanpa pemerintah daerah, kami tidak akan bisa jalan, baik di Bandung maupun di Banten," tegas dia