Dampak Gempa Banten di Berbagai Wilayah

4 Agustus 2019 5:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinding rumah warga Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, jebol akibat diguncang gempa Banten, Jumat malam (3/8/2019). Foto: Foto: Rawin Soedaryanto
zoom-in-whitePerbesar
Dinding rumah warga Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, jebol akibat diguncang gempa Banten, Jumat malam (3/8/2019). Foto: Foto: Rawin Soedaryanto
ADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan 6,9 magnitudo --sesudah diperbarui BMKG dari 7,4 magnitudo-- mengguncang Banten pada Jumat (2/8) pukul 19.03 WIB. Besarnya guncangan gempa itu membuat BMKG sempat membuat peringatan dini tsunami.
ADVERTISEMENT
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo menyebut kerusakan bangunan di wilayah Banten akibat gempa tersebut. Data BNPB sampai dengan Sabtu (3/8) pukul 13.00 WIB ada lebih dari 200 unit rumah yang mengalami kerusakan.
"Kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa mengalami peningkatan, hari ini yang sudah terdata lebih 200 unit rumah rusak, dari ringan, sedang sampai berat," kata Doni di Pandeglang, Sabtu (3/8).
Selain kerusakan rumah, ada juga dua masji di wilayah Pandeglang yang mengalami kerusakan. “Ada juga masjid 2 rusak ringan,” kata Kapolres Pandeglang AKBP Indra kepada kumparan, Sabtu (3/8).
Berikut sejumlah dampak lain dari gempa Banten:
1. Lima Orang Meninggal Dunia
Data BNPB hingga Sabtu pukul 18.00 WIB menjelaskan jumlah korban meninggal akibat gempa ada sebanyak 5 orang. Plh Kapusdatin BNPB, Agus Wibowo, mengatakan korban meninggal bukan akibat reruntuhan.
ADVERTISEMENT
Di Pandeglang, Banten, tercatat korban meninggal diduga karena panik atas nama Sa'in (40). Dua korban lainnya di Lebak, Banten, bernama Rasinah (48) karena serangan jatung dan Salam (95) karena kelelahan saat mengungsi.
Sedangkan dua korban lainnya berada di Sukabumi, Jawa Barat. Yakni Ajay (58) yang meninggal karena terpeleset dan Ruyani (35) terkena serangan jantung.
2. 26 Rumah di Sukabumi Rusak
Tak hanya di wilayah Banten, sebanyak 26 rumah di Sukabumi juga mengalami kerusakan. BPBD Sukabumi menyatakan kerusakan rumah akibat gempa bervariasi mulai rusak berat, sedang hingga ringan.
"Jumlah rumah yang rusak terus diperbaharui dan kemungkinan masih bertambah dan hingga kini relawan dan petugas BPBD masih melakukan pendataan di lokasi yang terdampak gempa," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Sukabumi, Daeng Sutisna, dikutip dari Antara, Sabtu, (3/8).
Kondisi rumah yang rusak akibat gempa di Kampung Bojong, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8). Foto: ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki
26 rumah yang rusak tersebut tersebar di 15 kecamatan, yakni Parakansalak, Cikembar, Ciambar, Sagaranten, Cidahu, Nagrak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Sukaraja, Waluran, Warungkiara, Cireunghas, Cisolok, Cicantayan, dan Ciemas.
ADVERTISEMENT
3. Dinding di Kampus UIN Jakarta Rontok
Dinding Gedung Fakultas Adab Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta juga ikut rusak akibat guncangan gempa Banten.
Dinding Gedung Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta runtuh, akibat guncangan gempa. Foto: ANTARA/Deden M Rojani
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Saiful Umam mengatakan dinding yang rusak itu berada di samping lift gedung lantai 1. Material dinding terkelupas dan rontok berjatuhan.
"Sejauh ini yang jelas ada beberapa keramik yang nempel pada dinding samping kiri kanan lift di lantai 1, lepas jatuh ke lantai dan pecah," katanya, seperti dilansir Antara, Sabtu (3/8).
4. Lumba-lumba Terdampar di Pantai
Warga pesisir Pantai Binuangeun, Lebak, Banten, menemukan lumba-lumba yang mati terdampar di pinggir pantai, Sabtu (3/8) pagi. Pertama kali, lumba-lumba berukuran sekitar setengah meter itu ditemukan oleh warga yang ingin melihat kondisi air usai gempa.
ADVERTISEMENT
"Iya ada lumba-lumba mati terdampar di pantai Binuangeun, pertama ditemukannya oleh Pak Endang sekitar pukul 07.30 WIb," kata Angga, warga sekitar.
Menurut Angga, saat ini warga sudah mengevakuasi mamalia laut tersebut dan berencana akan menguburkannya. "Mau dikuburkan saja, karena tidak ada yang mau mengonsumsinya," jelasnya.