news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dampak Jembatan Widang Ambruk, Warga Tempuh 28 Km untuk Dapat Bus

19 April 2018 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Jembatan Widang-Babat. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Jembatan Widang-Babat. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejak jembatan Widang-Babat sisi barat putus, polisi langsung membuat rekayasa lalu lintas. Kendaraan berat seperti bus dan truk tidak diizinkan melintas jembatan sisi timur dah harus memutar arah.
ADVERTISEMENT
Hal ini sangat dikeluhkan warga. Mereka harus jalan hingga ke alun-alun Kota Tuban agar mendapatkan bus yang biasa mereka naiki sebagai transportasi selama beraktivitas.
Kasatlantas Polres Tuban AKP Eko Iskandar mengungkapkan, rekayasa lalu lintas ini sudah dievaluasi oleh berbagai pihak berwenang. Salah satu usulan yang mengemuka, kendaraan besar dari arah Lamongan (timur) saja yang masih diperbolehkan melintas, khususnya bus AKAP (Jurusan Semarang-Jakarta) dan AKDP. Namun usulan itu ditolak mentah-mentah oleh pihak terkait.
"Sebenarnya sudah kami usulkan, tapi BBPJN tidak menyarankan karena mengkhawatirkan tidak mampunya kapasitas jembatan sisi timur," kata Eko di lokasi, Kamis (19/4).
Suasana di Jembatan Widang-Babat. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Jembatan Widang-Babat. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
"Hasil rapat kami tetap sama seperti keputusan rekayasa lalu-lintas pascaambruknya jembatan. Pengalihan dilakukan sampai jembatan baru jadi," imbuh mantan kasatlantas Polres Blitar itu.
ADVERTISEMENT
Selama pengalihan arus, kendaraan besar dari arah Surabaya (timur), bisa melewati tol Manyar kemudian diarahkan melalui jalur pantura menuju Paciran, Jalan Daendels, Brondong lanjut ke Tuban. Kendaraan besar dari arah Lamongan dan Babat akan diarahkan melalui Bojonegoro atau harus putar balik.
Sementara, untuk kendaraan besar dari arah Tuban (barat) akan diarahkan melalui jalur Jalan Daendels, Brondong, Paciran selanjutnya langsung ke Gresik. Pasalnya, upaya tersebut juga guna mengurangi tekanan tonase yang melewati Jembatan Widang sisi timur.
"Kami masih siagakan petugas kami untuk menghalau kendaraan besar yang masih memaksa melintas," kata dia.
Labfor Bareskrim Polri periksa sampel jembatan. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Labfor Bareskrim Polri periksa sampel jembatan. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Sejauh ini, dirinya tidak punya pilihan lain selain mengikuti hasil rapat. Selain itu, dia menyarankan warga untuk menuju ke alun-alun Tuban agar bisa mendapatkan bus yang biasa mereka gunakan.
ADVERTISEMENT
"Kami belum punya pilihan lain. Karena jalur bus memang hanya bisa diputar agak jauh. Warga bisa menuju terminal Tuban untuk lebih aman," imbuh Eko.
Kapolsek Widang AKP Totok Wijanarko membenarkan, banyak warga sekitar yang biasa menggunakan transportasi bus AKAP sebagai alternatif sehari-hari. Dia mengaku sudah berupaya mengusulkan agar bus tetap melewati jalur jembatan Widang meski belum disetujui.
"Banyak orang sini memang dari kalangan menengah bawah biasa menaiki bus AKAP, sebenarnya juga kasihan mereka warga kecil harus jalan dulu ke Tuban," kata Totok.
Dampak dari pengalihan arus ini sangat dirasakan warga. Bus-bus yang biasa melintas tak jauh dari rumah, kini tak ada lagi.
"Repot ini mas. Enggak ada bus atau angkutan lewat. Terpaksa ke kota (Tuban) dulu biar ketemu bus. Padahal hampir setiap hari aku naik bus Semarangan (jurusan Semarang) berangkat kerja," ujar Pranata, warga Widang yang bekerja sebagai buruh di daerah Rembang.
ADVERTISEMENT
Hal serupa juga dirasakan Siti Kotijah. Siti harus menuju ke alun-alun agar bisa menumpangi bus ke tempat kerja.
"Tadi minta antar tetangga saya dulu ke sini. Karena di Widang sudah enggak ada bus lewat," ujarnya.
Jarak jembatan Widang atau kecamatan Widang dari Terminal Kota Tuban jaraknya mencapai lebih dari 28 kilometer. Pasalnya, bus AKAP yang melewati jalur alternatif Paciran, dan Daendels akan kembali ke jalur semula ketika bus masuk sekitar alun-alun Kota Tuban.