Dari Bergen, Susi Pergoki 2 Kapal Jepang Mencurigakan di Perairan RI
ADVERTISEMENT
Seusai melakukan aktivitas di Oslo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terbang ke Bergen. Saat melakukan kunjungan ke Fisheries Monitoring Center, Susi memergoki dua kapal Jepang yang melakukan aktivitas mencurigakan di perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hari ketiga di Norwegia , Jumat (8/6) kegiatan Susi dipusatkan di Bergen, sekitar 1 jam penerbangan dari Oslo. Di Bergen, Susi mengunjungi Institute Marine Riset (IMR), pusat riset kelautan dan perikanan Norwegia yang merupakan riset kelautan terbesar di Eropa. Di kompleks IMR, salah satu agendanya Susi mengunjungi Fisheries Monitoring Center.
Fisheries Monitoring Center merupakan tempat Tim Kelautan dan Perikanan Norwegia memantau pergerakan kapal-kapal di perairan Norwegia. Dengan menggunakan Vessel Monitong System (VMS), tim mengetahui dan memantau kapal-kapal ikan di seluruh dunia. Kapal ikan yang mencurigakan melakukan illegal fishing akan terpantau.
Saat diperlihatkan perairan Indonesia di layar monitor, Susi yang didampingi Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo, Kepala Badan Riset dan SDM Sjarief Widjaja, dan Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Mas Achmad Santosa, mencurigai dan meminta supaya dicek beberapa kapal. Saat tampilan diperbesar, ketahuan ada kapal yang mencurigakan di Selat Makassar. Kapal ini bergerak dari Samudera India melewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2.
ADVERTISEMENT
Setelah diidentifikasi, kapal tersebut merupakan kapal berbendera Jepang. Saat di-track perjalanannya, diketahui kapal itu bergerak pelan sekitar 12,5 Km/jam di Selat Makassar.
Diperkirakan kapal itu membuang alat tangkap di perairan Indonesia. “Coba langsung koordinasi dengan Jakarta, agar segera ditangkap kalau memang ada bukti,” pinta Susi kepada para pejabatnya.
"Satu kapal lain yang sedang bergerak di Samudera Hindia ke arah atas, juga dicek. Kapal itu juga berbendera Jepang, yang juga mencurigakan," sambungnya.
Susi mengatakan seharusnya petugas KKP di Jakarta bisa memantau hal seperti ini, karena KKP sudah memiliki alat lebih canggih. Bahkan, sistem monitoring KKP sudah terhubung dengan satelit.
“Petugas kita kadang kurang kuat penasarannya. Harusnya ini bisa terpantau oleh mereka,” kata Susi.
ADVERTISEMENT
Susi sempat meminta para pejabatnya untuk membahas kerjasama dengan Kementerian Perikanan Norwegia terkait monitoring kapal. “Kita coba kerjasama agar tim Norwegia dalam memantau kapal di perairan Indonesia. Kita minta MoU saja,” pinta Susi.