news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dari Karimun hingga Toraja: Proyek Toilet Senilai Rp 1 M Terbengkalai

20 Februari 2019 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan bangunan toilet yang mangkrak (foto: kepripedia/Hairul S)
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan bangunan toilet yang mangkrak (foto: kepripedia/Hairul S)
ADVERTISEMENT
Setidaknya dalam kurun tiga bulan terakhir, dua partner kumparan 1001 Media Online--yakni kepripedia.com dan Makassar Indeks, memberitakan proyek toilet yang mangkrak.
ADVERTISEMENT
Terbaru adalah peliputan proyek pembangunan toilet umum di RT/RW 04 Desa Sei Pasir, Kelurahan Sungai Pasir, Kecamatan Meral, Karimun, Kepulauan Riau. Proyek itu senilai Rp 1.035.853.000 dan terlihat tak terurus.
Penelusuran kepripedia.com, warga setempat menilai pembangunan empat unit water closet (WC) dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN 2016 itu tidak tepat sasaran dan dinilai asal-asalan dalam perencanaannya.
"Untuk apa, karena masing-masing rumah di sini sudah punya WC. Pembangunan WC itu pun di atas lahan milik warga," kata Jamal, salah seorang warga Karimun, kepada kepripedia.com, Selasa (19/2).
Berantakan. Begini penampakan dalam WC yang mangkrak. (foto: kepripedia/Hairul S)
Jamal juga mengaku, toilet yang berada di pinggiran kebun bakau itu tidak pernah dirawat sejak pertama kali dibangun, airnya pun tidak ada. Selain itu, pembangunan toilet juga tidak melewati proses musyawarah.
ADVERTISEMENT
"Itu tanahnya punya anak saya. Kami tidak pernah diajak musyawarah waktu mau buat WC ini," kata Mardiah yang juga warga setempat.
Kasus Serupa di Toraja
Pada November 2018, Makassar Indeks menayangkan berita serupa: Toilet umum dengan anggaran Rp 1,4 miliar di objek wisata religi Patung Tuhan Yesus, Buntu Burake, Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang terlihat mangkrak.
Tampak luar bangunan toilet Rp 1,4 miliar di Toraja (Foto: Makassar Indeks)
Tiga unit toilet dengan masing-masing luas 3x4 meter persegi yang pengerjaannya dimulai pada 2017 itu merupakan program dari Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Tana Toraja, Rospita Bringkane, untuk menghindari maraknya toilet liar di objek wisata tersebut. Artinya, satu toilet senilai lebih dari Rp 400 juta.
Akan tetapi, toilet mewah itu tidak mampu mengakomodir kebutuhan para pengunjung, hingga mereka harus menggunakan toilet yang dibangun warga dengan tarif cukup mahal.
Tampak dalam toilet Rp 1,4 miliar di Toraja (Foto: Makassar Indeks)
"Pengunjung yang memakai toilet yang dibangun warga membayar tarif cukup mahal. Jika hanya buang air kecil tarifnya hanya Rp 5 ribu, sedangkan buang air besar tarifnya Rp 7 ribu per orang,” ujar Swarji, pengunjung asal Maros, kepada Makassar Indeks, 4 November 2018.
ADVERTISEMENT