Data 6 Survei: Prabowo Masih Berat Tumbangkan Jokowi

19 Maret 2019 15:30 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Infografik survei Pilpres 2019. Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Infografik survei Pilpres 2019. Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemungutan suara Pilpres 2019 kurang dari sebulan lagi pada Rabu, 17 April 2019. Sudah 6 bulan dua pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, kerja keras menggalang pundi-pundi suara. Bagaimana hasilnya?
ADVERTISEMENT
Untuk mengukur elektabilitas, instrumen paling lumrah adalah survei. kumparan merangkum survei sepanjang tahun 2019 dari lembaga-lembaga yang cukup berpengalaman untuk melihat angka elektabilitas.
Dari 6 survei yang pernah dirilis, semuanya menunjukkan Jokowi-Ma'ruf masih kokoh untuk ditumbangkan Prabowo-Sandi. Perbedaan tiap survei hanya pada selisihnya dan posisi Jokowi yang ditempatkan aman di atas 50% atau di bawah.
Dari 6 lembaga, hanya 2 yang menunjukkan Jokowi belum aman, yaitu PolMark (40,4%), dan Median (47,9%). Puskaptis menyebut Jokowi sudah aman (45,9%), tapi skor elektabilitas untuk Prabowo dibuat besar (41,8%) --yang tidak pernah dibuat lembaga lain.
Infografik survei Pilpres 2019. Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan
Prabowo Subianto menolak data survei itu. Menurutnya, lembaga survei dibayar untuk mempengaruhi opini publik dengan angka-angka.
"Insyaallah 17 April kita akan menerima mandat tersebut. Memang survei-survei selalu taruh kita paling bawah. Saya tidak percaya survei-survei itu, karena survei-survei itu dibayar," kata Prabowo, Rabu (13/3).
ADVERTISEMENT
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, lalu membuka survei internal yang mengklaim Prabowo-Sandi sudah mulai menyalip di bulan Maret ini dengan selisih 2 persen.
"Di survei internal kita itu di Maret sudah tertinggal dari kita. Kita sudah salip, kami 48 persen, Pak Jokowi 46 persen," kata jubir BPN Andre Rosiade, Minggu (10/3).
Kedua Pasangan Capres menyampaikan pendapatnya saat debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Sementara Jokowi meminta para pendukung jangan lengah dengan hasil survei. Kasus di beberapa Pilkada seperti Jabar, DKI dan Jateng, justru data survei meleset jauh dengan hasil Pemilu.
"Jangan sampai itu membuat kita lengah, tetap harus digunakan untuk evaluasi, koreksi sehingga hasilnya menjadi lebih baik," jelas Jokowi kepada kepala daerah pendukung di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (17/3).
Tapi di kesempatan lain dua pekan lalu, Jokowi justru membongkar fakta lain bahwa elektabilitas dia di banyak daerah justru turun. Meski, faktornya disebut karena hoaks dan fitnah.
ADVERTISEMENT
"Kita ini sudah tinggal 36 hari, di banyak daerah kita turun elektabilitas karena kabar fitnah, kabar bohong," ucap Jokowi di hadapan para pendukung yang mayoritas milenial itu, Minggu (10/3).
Jokowi meminta para pendukung dan relawan untuk merespons cepat kondisi ini, karena fitnah itu mengancam kemenangannya untuk menjabat di periode kedua bersama Ma'ruf Amin.
Bagaimana hasil akhirnya? Tunggu saja.