news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Debat Kusir Emil Dardak dan Puti soal Gizi Buruk di Trenggalek

10 April 2018 21:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Debat Pilgub Jatim (Foto: Phaksy/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Debat Pilgub Jatim (Foto: Phaksy/kumparan)
ADVERTISEMENT
Debat perdana Pilgub Jawa Timur di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, berlangsung makin memanas. Masing-masing calon waki gubernur dari dua calon saling adu mulut soal gizi buruk di Kabupaten Trenggalek.
ADVERTISEMENT
Perdebatan di segmen ini dimulai dengan moderator yang memberikan kesempatan kepada calon wakil gubernur nomor 2 Puti Guntur Soekarnoputri untuk bertanya kepada calon wakil gubernur nomor urut 1 Emil Dardak.
Puti mengatakan, saat ia bersafari politik ke Trenggalek, ia menemukan data bahwa tingkat pengangguran dan kemisiknan di kabupaten itu naik dibandingkan tahun lalu.
"Tingkat kemiskinan Trenggalek naik. Tahun 2017 pengangguran terbuka juga naik 37 persen. Sementara Mas Emil punya program Milenial Job Center. Ini bagaimana komitmennya?" tanya Puti, Selasa (10/4).
Emil lalu menjawab pertanyaan itu dengan santai. Bupati Trenggalek nonaktif itu membantah pernyataan Puti. Menurutnya, tingkat kemiskinan di kabaten itu justru semakin tahun semakin turun.
"Jadi kalau bicara soal kemiskinan, penurunan kemiskinan bisa melebihi di provinsi. Angkanya sekarang, sudah enggak usah teriak. Ya cek aja. jangan lihat secara statistik, lihat misalnya 3 periode," ucap Emil.
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, sejak tahun 2015 angka pengangguran di Trenggalek semakin menurun. Menurutnya, tingkat pengangguran tahun 2016 turun dua persen, tahun 2017 turun 4 persen, dan tahun ini turun 3,4 persen.
Khofifah-Emil Dardak (Foto: Phaksy/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Khofifah-Emil Dardak (Foto: Phaksy/kumparan)
"Artinya pegangguran turun, karena kami memang diversifikasi," ucap dia.
Tak puas mendengar jawaban Emil, Puti lalu menanyakan soal masalah gizi buruk di Trenggalek. Menurut dia, saat ia berkunjung ke sebuah desa di Trenggalek, masih ada balita yang mengalami gizi buruk.
"Ini adalah di Trenggalek, saya bertemu ibu dan bayinya terkena stunting. Saya ingin bertanya, saya melihat," tanya Puti.
Belum selesai bertanya, Emil langsung memotong pertanyaan Puti. Menurutnya Puti tak mengerti data gizi buruk di kabupatennya itu.
ADVERTISEMENT
"Mbak Puti tahu enggak berapa gizi buruk di Jatim? Berapa persen? Mba Puti bicara pemberian nutrisi. Tahu enggak dari mana pembiayaannya? Pernah ke Trenggalek, bayi yang didatengin beneran gizi buruk?' tanya Emil.
Gus Ipu-Puti (Foto: Phaksy/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gus Ipu-Puti (Foto: Phaksy/kumparan)
Suasana perdebatan pun kian memanas. Keduanya saling lempar pertanyaan secara tak terkontrol. Puti masih menganggap ada gizi buruk di Trenggalek, sementara Emil menilai Puti tak benar-benar mengerti data gizi buruk di Jawa Timur.
"Stunting di desa itu, yang Mbak datengin namanya Wafik Aprilia, yang Mbak temui namanya itu bukan?" tanya Emil.
"Bicara soal stuntin, terkait dengan lingkungan...," ucap Puti, yang belum selesai bicara, langsung dipotong lagi oleh Emil.
"10 kabupaten udah dicek? Di tahun 2018, 100 desa, 2019 berapa?" timpa Emil.
ADVERTISEMENT
"Kalau Mas Emil tidak memberikan kesempatan, maka silakan Mas Emil yang menjelaskan. Saya datang ke desa tersebut saya lihat," tegas Puti.
"Ini contoh bahwa ada ketidakpahaman," tutur Emil.
"Saya bicara fakta," jawab Puti.
Sampai sisa waktu berdebat selesai, keduanya masih adu mulut. Sampai akhirnya, Emil mengakhiri perdebatan keduanya dengan mengajak Puti untuk tos bersama.