Dedi Mulyadi Demo Bareng Tenaga Honorer yang Tuntut Jadi PNS

22 September 2018 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dedi Mulyadi pimpin demo tenaga honorer, Sabtu (22/9/2018). (Foto: Dok. Dedi Mulyadi)
zoom-in-whitePerbesar
Dedi Mulyadi pimpin demo tenaga honorer, Sabtu (22/9/2018). (Foto: Dok. Dedi Mulyadi)
ADVERTISEMENT
Demo tenaga honorer yang menuntut diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bergulir di beberapa daerah. Di Purwakarta, massa berdemo hari ini didampingi oleh mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
ADVERTISEMENT
Para tenaga honorer itu tergabung dalam Forum Honorer Kategori 2 Indonesia atau FHK2I. Bersama Dedi, mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Purwakarta, Jalan Veteran, Purwakarta, Sabtu (22/9).
Dedi Mulyadi menyatakan diri siap memimpin demo tenaga honorer itu di Jakarta pada Selaslsa (25/9). Demo tersebut berisi tuntutan agar tenaga honorer diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tanpa tes.
Dedi Mulyadi pimpin demo tenaga honorer, Sabtu (22/9/2018). (Foto: Dok. Dedi Mulyadi)
zoom-in-whitePerbesar
Dedi Mulyadi pimpin demo tenaga honorer, Sabtu (22/9/2018). (Foto: Dok. Dedi Mulyadi)
“Saya siap memimpin demo tenaga honorer di Jakarta. Mereka sudah lama mengabdi. Orang yang sudah lama mengabdi ngapain harus ikut tes CPNS, harusnya langsung diangkat,” ucap Ketua DPD Golkar Jabar itu.
Menurut Dedi, kriteria masa bakti dan pengalaman tenaga honores dalam bekerja harus menjadi pertimbangan. “Lihat masa baktinya. Kasihan mereka, perjuangan dari awal dengan honor kecil tidak dihargai,” ujarnya berapi-api.
ADVERTISEMENT
Batasan usia 35 Tahun yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri PAN-RB No 36 Tahun 2018 menurut dia tidak relevan. Hal ini berimpilkasi terhadap terabaikannya tenaga honor yang berada di atas usia tersebut.
“Rata-rata mereka sudah berumur. Artinya, sebenarnya kalau diangkat menguntungkan negara karena SDM mereka sudah memadai. Masa kerjanya pun menjadi sedikit saat nanti bekerja sebagai ASN,” tuturnya.
Dedi Mulyadi pimpin demo tenaga honorer, Sabtu (22/9/2018). (Foto: Dok. Dedi Mulyadi)
zoom-in-whitePerbesar
Dedi Mulyadi pimpin demo tenaga honorer, Sabtu (22/9/2018). (Foto: Dok. Dedi Mulyadi)
Orasi Dedi Mulyadi tersebut diamini para tenaga honorer. Hulusi (35) misalnya, berujar bahwa paparan Dedi merupakan jeritan hati yang mewakili aspirasi tenaga honorer di Indonesia.
“Jelas saya setuju atas apa yang disampaikan Kang Dedi. Itu aspirasi kami selama ini. Itu jeritan hari kami. Saya sudah 10 tahun mengabdi, rekan saya sudah ada yang 20 tahun. Seharusnya kami mendapatkan prioritas menjadi ASN,” katanya.
ADVERTISEMENT
Hal senada diungkapkan oleh Rizki (37). Umur telah memupuskan harapannya untuk ikut tes CPNS. Terlebih, jika ikut tes pun kemungkinan lulusnya sangat kecil karena harus bersaing dengan ratusan ribu pelamar.
“Ini bagaimana negara kita ini. Saya meminta kebijaksaan untuk kami tenaga honorer. Para senior kami juga masih banyak, ada berusia 39 tahun, ada yang 40 tahun,” katanya.