Delegasi Kamboja Belajar Tata Kota dan Lingkungan ke Risma

14 Agustus 2018 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Delegasi Kamboja menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari tata-kelola lingkungan di Surabaya, Selasa (14/8/2018).
 (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Delegasi Kamboja menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari tata-kelola lingkungan di Surabaya, Selasa (14/8/2018). (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 18 orang delegasi dari Kamboja berkunjung ke Kota Surabaya untuk belajar tata kota, pengelolaan lingkungan, dan pengaturan lalu lintas dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
ADVERTISEMENT
Kunjungan para delegasi ini difasilitasi oleh Global Green Growth Institute (GGGI). Para delegasi ini terdiri dari wali kota hingga pejabat kementerian Kamboja.
Dalam kesempatan itu, Risma menjelaskan berbagai hal tentang pembangunan Kota Surabaya. Risma mengatakan, Pemkot Surabaya telah membangun taman sebanyak 420 taman seluas 133 hektare, 403 lapangan olah raga, dan jalur hijau seluas 35 hektare.
“Pembangunan jalur hijau itu penting untuk menyerap karbon dioksida yang ada di jalanan. Ini untuk menjaga kualitas udara dan suhu udara tetap bagus. Makanya, kita pilih tanaman yang rata-rata bisa menyerap karbon dioksida menjadi lebih besar,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (14/8).
Delegasi Kamboja menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari tata-kelola lingkungan di Surabaya, Selasa (14/8/2018).
 (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Delegasi Kamboja menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari tata-kelola lingkungan di Surabaya, Selasa (14/8/2018). (Foto: Dok. Istimewa)
Menurut Risma, untuk mewujudkan kota hijau atau ramah lingkungan, perlu adanya kebijakan yang mendukung. Risma mengatakan, Pemkot Surabaya kini membuat program rumah kompos sebanyak 26 unit. Bahkan, rumah kompos itu juga digunakan sebagai pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT
Selain itu di hadapan para delegasi Kamboja, Risma membeberkan program lalu lintas yang terintegrasi oleh Surabaya Intelligent Transport System (SITS). Menurut Risma, perlu ada program lalu lintas yang pro terhadap masyarakat.
“Kami juga punya Bus Suroboyo yang gratis, cukup membayar dengan botol plastik,” bebernya.
Delegasi Kamboja menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari tata-kelola lingkungan di Surabaya, Selasa (14/8/2018).
 (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Delegasi Kamboja menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari tata-kelola lingkungan di Surabaya, Selasa (14/8/2018). (Foto: Dok. Istimewa)
Di lokasi yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja H. E E Vuthy menganggap Surabaya sebagai role model atau panutan sebagai kota yang ramah lingkungan dan warganya
"Tak heran jika masyarakatnya di Kota Pahlawan ini bisa hidup dengan mutu udara dan air yang lebih baik," terangnya.
Vuthy mengatakan, banyak hal yang dipelajari Kamboja dari Kota Surabaya. Terutama dalam penerapan kebijakan pertanian urban, pembangunan jalur hijau, pengelolaan sampah, dan rumah kompos yang sudah dijadikan tenaga pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT
“Kami merasa ingin menerapkan itu semua di kota-kota di Kamboja, makanya kami berkunjung ke Surabaya,” jelasnya.
Delegasi Kamboja menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari tata-kelola lingkungan di Surabaya, Selasa (14/8/2018).
 (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Delegasi Kamboja menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempelajari tata-kelola lingkungan di Surabaya, Selasa (14/8/2018). (Foto: Dok. Istimewa)
Vuthy merasa kagum dengan pemikiran Risma yang berhasil menjadikan botol plastik sebagai barang untuk membayar transportasi publik. Menurutnya, inovasi ini adalah kampanye yang sangat cerdas dalam mengatasi masalah plastik.
“Ini sangat inovatif, sebelumnya saya tidak pernah mendengar semacam ini,” puji Vuthy.
Usai pertemuan ini, Vuthy akan berdiskusi terlebih dahulu dengan pihaknya terkait kerja sama yang akan dijalin dengan Pemkot Surabaya. Yang jelas, kata Vuthy, Kamboja tertarik bekerja sama dengan Pemkot Surabaya.