Delman Nasibmu Kini di Ibu Kota Jakarta

23 Juni 2018 9:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
ADVERTISEMENT
Suara hentakan kaki Delman Hias dipenuhi ornamen kembang ala Betawi berlalu lalang mengantarkan wisatawan di luar pagar Monas (Monumen Nasional), Sambil menunggu wisatawan yang ingin diantar berkeliling, beberapa kusir memarkirkan delman mereka di luar pagar Monas, Silang Monas Tenggara, dekat pos polisi Gambir,Pemandangan berbeda tersebut kembali menghiasi kawasan monas pada awal tahun 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Delman atau bendi itu tercatat mulai "bermesra" dengan Monas sejak tahun 1992. Dahulu, delman lalu-lalang mengantarkan pengunjung Monas. Wisatawan naik, dari gerbang luar hingga keliling pelataran Monas yang luasnya mencapai 80 hektar tersebut. Pengunjung Monas kala itu tercatat mencapai 6.000 orang per hari. Hingga Agustus 2007, Pemerintah DKI Jakarta di waktu tersebut dipimpin Gubernur Sutiyoso tak lagi memperbolehkan delman ada di dalam Monas.
Sejak saat itu hentakan kaki delman di Pelataran Monas berganti dengan jejak putaran ban mobil atau mobil gandeng yang bisa mengangkut 36 orang sekaligus. Sejak itu, delman hanya beroperasi mengitari luar pagar kawasan Monas dengan tarif Rp 50.000 untuk sekali jalan dengan daya angkut empat orang dewasa. Delman pun mati perlahan, karena jumlah penarik kereta kuda yang hanya beroperasi pada Sabtu-Minggu terus berkurang menjadi sekitar 30 delman dari sebelumnya 50 delman.
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
Berjalannya waktu, pada 2016 keberadaan delman kembali dilarang pemerintah DKI, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melarang delman beroperasi di Monas. walaupun di luar Monas. Ahok memindahkan semua delman di Monas ke Ragunan. Alasannya karena ditemukan penyakit menular berbahaya yang menjangkit sebagian besar kudanya. Saat itu juga ditemukan beberapa kasus kematian kuda akibat tidak mendapat makanan dan perawatan yang baik dari sang empunya. Ahok beralasan, di Ragunan, kuda yang digunakan untuk menarik delman bisa lebih terawat karena tersedia dokter hewan. Kebetulan saat itu juga sedang marak kasus kuda delman mati karena terinfeksi parasit ganas.
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
Kebijakan pengoperasian delman di Monas kembali diberlakukan pemprov setelah Gubernur Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, melarang kuda delman beroperasi di Monas. Sebab saat itu menurut Ahok, kuda delman di Monas ada indikasi mengidap parasit yang bisa menular ke manusia.
ADVERTISEMENT
Di masa kepemimpinan Anies-Sandi, delman rencananya akan diberi ruang kembali di Monas, Jakarta Pusat. Delman kembali diwacanakan menghiasi Monas yang sudah kian cantik dengan adanya air mancur dan pusat kulinernya. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku pihaknya kini tengah membahas mengenai tarif kuda delman di Monas. Sandi menjelaskan, salah satu tarif yang tengah direncanakan sebesar Rp 100 ribu untuk sekali memutari Monas. Namun, menurut Sandi tarif tersebut dianggap masih terlalu mahal.
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
Pemprov berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta untuk mematangkan rencana pengoperasian delman di Monas. Sandi berharap semua aspek bisa ter-cover dengan adanya rencana tersebut. Yang menjadi catatan khusus selain soal tarif, tapi untuk membantu para kusir, pariwisata, juga keselamatan hewan.
ADVERTISEMENT
Menurut pengakuan seorang kusir delman Udin (42) yang kandangnya terletak di kawasan kuningan, Jakarta Selatan mengaku pengoperasian delman sudah berlaku 2 minggu sebelum pergantian tahun 2018 lalu, namun hanya bisa beroperasi pada Sabtu-Minggu dan hari libur saja diluar Monas, sisanya hanya bisa narik di pemukiman warga, pengoperasian delman di kawasan Monas tersebut belum tertulis dalam peraturan gubernur yang baru saat ini. Jadi masih suka di tegur oleh Satpol PP dan Dishub DKI ucap udin, hal ini menjadi suatu kekhawatiran para kusir untuk beroperasi dikawasan tersebut.
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Riwayat Perjalanan Delman Ibukota (Foto: Kumparan/ Helmi Afandi Abdullah)
Harapan dari sebuah janji kampanye gubernur baru untuk para kusir delman masih diambang ketidak pastian, dikarenakan pengoperasian delman di kawasan Monas hingga saat ini masih dalam kajian pihak pemprov dan belum ada kepastian boleh beroperasi selamanya, mereka para kusir berharap agar gubernur segera melaksanakan janji politiknya saat berkampanye yaitu kembali membuka lapangan pekerjaan khususnya untuk para kusir delman agar kembali bisa beroperasi seperti dulu, tentu hal tersebut mempunyai aturan yang amat banyak untuk mereka bisa beroperasi entah itu dari aspek kesehatan hewan, kebersihan serta perawatan lainya, namun hal tersebut bisa sama-sama di koordinasikan antara pemprov dan kusir demi sebuah identitas Ibu kota yang dari dulu memang sudah menjadi ciri khas kawasan wisata di ibu kota.
ADVERTISEMENT