Demi Indomie, Mendag Akan Genjot Ekspor CPO ke Nigeria

31 Juli 2017 21:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indomie yang siap disajikan ke pelanggan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Indomie yang siap disajikan ke pelanggan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia telah membidik Nigeria sebagai salah satu mitra dagang utama. Bahkan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sampai mengunjungi negara tersebut beberapa hari lalu guna membahas beberapa kerja sama bisnis antara kedua negara.
ADVERTISEMENT
Enggar menyatakan pemerintah Indonesia siap melakukan tukar menukar barang strategis atau istilahnya disebut counter trade dengan Nigeria. Indonesia membidik minyak mentah Nigeria sedangkan Nigeria membidik CPO atau minyak sawit asal Indonesia.
"Saya usul bagaimana kalau counter trade, saya impor minyak dari Nigeria, saya ekspor Crude Palm Oil (CPO) tapi saya bayar, dan beliau (Nigeria) tangkap keinginan ini untuk tidaklanjuti rencana ini," kata Enggar saat melakukan konferensi pers di kantor Kemendag, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Senin (31/7).
Enggar menyatakan saat ini Nigeria memang memerlukan CPO dalam jumlah yang cukup besar. Di sana, CPO menjadi salah satu bahan baku produksi mi instan.
Enggartiasto Lukita (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Enggartiasto Lukita (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Tak hanya itu, Enggar menyebutkan selama ini merek mi instan asal Indonesia, Indomie, telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Nigeria. Saking lakunya, Indomie telah diklaim sebagai brand asal Nigeria. Enggar menyebutkan, Indomie telah mendirikan 14 pabrik di Nigeria.
ADVERTISEMENT
"Kenapa CPO? karena dibutuhkan industri seperti indomie karena akan berkurang produksinya. Kalau kita tidak kirim ini, Anda akan kesulitan," jelas Enggar.
Enggar menargetkan, nantinya kerja sama bisnis dengan Nigeria bisa dilakukan pada awal tahun. Untuk counter trade menurut Enggar, ia harus berbicara dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno. Tak hanya itu, adanya counter trade ini diharapkan mampu mempertahankan surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Nigeria mencapai 500 juta dolar AS.
"Dengan Nigeria, counter trade kita upayakan di awal tahun depan kita usahakan melakukan itu karena secara teknis ini tidak mudah, hanya prosesnya akan kita lakukan," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor CPO Indonesia ke Nigeria tercatat mengalami penurunan. Pada 2014 nilai ekspor mencapai 191,4 juta ton, menurun pada 2015 menjadi 90,4 juta ton, pada 2016 kembali turun menjadi 31,9 juta ton dan pada 2017 periode Januari-April tercatat sebanyak 8,7 juta ton.
ADVERTISEMENT