Unjuk rasa dari Aliansi Semarang Raya menolak revisi UU KPK di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng

Demo Mahasiswa Tolak Revisi UU KPK di DPRD Jateng Nyaris Ricuh

17 September 2019 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unjuk rasa dari Aliansi Semarang Raya menolak revisi UU KPK di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Unjuk rasa dari Aliansi Semarang Raya menolak revisi UU KPK di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan.
ADVERTISEMENT
Massa mahasiswa berkumpul di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah, Komplek Gubernuran, Semarang, Selasa (17/9). Mereka berunjuk rasa menolak Revisi UU KPK dan terpilihnya capim KPK yang diduga bermasalah.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Semarang Raya ini menyuarakan kekecewaannya terhadap pemerintah, terutama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dianggap tidak lagi mewakili rakyat.
Mereka menilai independensi KPK terancam, penyadapan dipersulit, dan lain sebagainya yang tertuang dalam revisi UU KPK. Massa mengambil sikap menolak Revisi UU KPK karena tidak ada urgensinya.
Massa membawa tikus sebagai bentuk aksi menolak revisi UU KPK di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan.
Salah seorang mahasiswa yang berorasi juga menyindir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dianggap tidak turut serta membela KPK yang saat ini tengah dilemahkan.
"Gubernur Jateng yang pada kampanyenya berslogan Mboten Ngapusi Mboten Korupsi ini juga sudah bungkam dan tidak bertindak atas pelemahan terhadap KPK," ujar mahasiswa tersebut.
Dalam aksinya, para mahasiswa mengenakan almamaternya masing-masing mulai dari Undip, Unnes, Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang, Universitas Semarang (USM), hingga UIN Walisongo Semarang.
Unjuk rasa dari Aliansi Semarang Raya menolak revisi UU KPK di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan.
Tak hanya mahasiswa, sejumlah perwakilan buruh hingga organisasi mahasiswa seperti KAMMI, Permahi hingga sejumlah aktivis sosial turun dalam aksi itu. Sejumlah spanduk penolakan dipasang di gerbang DPRD Provinsi Jateng.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peserta aksi juga mengenakan kaos hitam sebagai simbol dukungan kepada KPK yang sedang dilemahkan. Tak hanya itu, keranda buatan berwarna putih dengan tulisan #SaveKPK juga diletakkan di depan gerbang.
Perwakilan anggota DPRD Jateng menemui mahasiswa yang gelar demo menolak revisi UU KPK di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan.
"Aliansi Semarang Raya menilai upaya merevisi RUU KPK justru berpotensi melemahkan KPK, selain itu ditambah terpilihnya Irjen Firli Bahuri sebagai ketua KPK menuai pro-kontra dikarenakan rekam jejaknya," kata koordinator aksi, Frans Napitu yang kemudian mewakili mahasiswa menemui Anggota dewan.
Aksi sempat memanas kala mahasiswa yang masih berunjuk rasa merangsek masuk dan mengawal perwakilan mahasiswa lainnya yang menemui anggota DPRD Provinsi Jateng.
"Kami minta anggota keamanan supaya kita bisa masuk! DPRD merupakan perwakilan rakyat kenapa kami tidak boleh masuk," ujar orator.
Unjuk rasa dari Aliansi Semarang Raya menolak revisi UU KPK di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan.
Koordinator Aksi Frans Napitu dan sejumlah perwakilan mahasiswa lainnya yang ikut masuk, disebut menjalani perdebatan cukup sengit dengan anggota dewan. Bahkan, diskusi berlangsung setengah jam.
ADVERTISEMENT
Para mahasiswa, ditemui Ketua DPRD Jateng Sementara, Bambang Kusriyanto dan para Wakil Ketua DPRD Jateng. Dalam aksinya mahasiswa meminta DPRD menyampaikan penolakan mereka ke pusat.
Massa semakin panas ditengarai adanya provokator semakin merangsek masuk. Akhirnya, anggota polisi membuka gerbang DPRD Provinsi Jateng. Saat itu, sempat terjadi ketegangan.
"Teman-temanmu sekarang masih diskusi di dalam, kalian yang sabar. Cuacanya panas jangan ikut panas," tegas Kabag Ops Polrestabes Semarang AKBP IGA DP Nugraha berusaha menenangkan demonstran.
"Kami ingin tahu, pak, kenapa mereka lama sekali. Ada apa ini?" pekik seorang pengunjuk rasa.
"Biarkan kami masuk, pak! Di sini panas," teriak demonstran dari kerumunan.
Tak lama kemudian, Frans Napitu dan perwakilan mahasiswa yang menemui dewan keluar dan kembali ke kerumunannya. Sementara, menyusul kemudian sejumlah wakil ketua dewan.
ADVERTISEMENT
"Teman-teman kita sudah bertemu pimpinan dewan. Sekarang kita sampaikan apa yang menjadi aspirasi kita," ujarnya.
Wakil pimpinan dewan sementara yang turun antara lain, Quatly Abdul Kadir Alkatiri. Dia diminta untuk menerima map berisi petisi penolakan dan menandatanganinya di depan para mahasiswa.
"Kami juga ada kado untuk para anggota dewan," ujar mahasiswa sembari menyerahkan kotak berjaring yang isinya tiga ekor tikus.
Selepas penyerahan tikus tersebut kemudian lagu darah juang dilantunkan kembali oleh para mahasiswa sembari meninggalkan gedung DPRD Provinsi Jateng.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten