Demokrat Diprediksi Merapat ke Jokowi, Bukan Prabowo

22 Mei 2018 5:22 WIB
AHY dan Jokowi (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
AHY dan Jokowi (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
ADVERTISEMENT
Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai langkah komunikasi politik Partai Demokrat kepada Partai Gerindra tidak akan bertahan lama. Sebab, Demokrat adalah salah satu partai yang cukup pragmatis ketika dihadapkan pada pilihan politik.
ADVERTISEMENT
Karena itu, ia yakin, koalisi Demokrat dan Gerindra tidak akan terwujud. Bahkan, Demokrat sangat berpeluang kembali ke pangkuan Jokowi.
"Nanti juga kalo diundang ke Istana, Demokrat balik lagi dukung Jokowi. Demokrat terbaca langkah politiknya pragmatis, kalau dijanjikan Jokowi pasti merapat," kata Hendri kepada kumparan, Selasa (22/5).
Meski demikian, Hendri tak menampik sentilan Jokowi terkait kepemimpinan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi salah satu faktor yang membuat Demokrat seolah-olah menjauh dari Jokowi. Akan tetapi, hal itu tidak bisa menjadi patokan bahwa Demokrat akan selamanya menjauh dari Jokowi.
Di sisi lain, Gerindra sebenarnya telah memiliki teman koalisi yang solid dan setia yaitu partai besutan Sohibul Iman, PKS. Sehingga kans Gerindra dan Demokrat bersatu belum bisa terealisasi.
ADVERTISEMENT
"Bisa jadi karena disentil Jokowi tapi ya itu salah satu hal menurut saya, tapi kalau Demokrat bergabung sama Gerindra kita enggak bisa lihat sekarang, masih jauh. Demokrat ini suka aneh-aneh enggak jelas maunya," pungkasnya.
Pekan lalu, Presiden Joko Widodo menyoroti kebijakan BBM yang dikeluarkan di masa pemerintahan SBY. Hal ini memantik reaksi SBY melalui kicauan di Twitter yang kemudian menjadi viral.