Demokrat Kritik Jokowi: Nilai Tukar Dolar Naik hingga Harga BBM Tinggi

12 Juli 2018 20:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politisi Partai Demokrat, Roy Suryo. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Politisi Partai Demokrat, Roy Suryo. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat kembali mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kali ini, kritik itu dilontarkan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo. Roy menyingung nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang terus melambung tinggi hingga harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus naik.
ADVERTISEMENT
"Ini dolar naik, harga listrik naik, bahkan muncul meme baru kali ini 4 tahun pemerintahan, 9 kali BBM sudah naik meskipun yang naik itu bukan BBM subsidi," kata Roy di Workroom Coffee, Jakarta Pusat, Kamis (12/7).
Menurut Roy, kebijakan pemerintah tentang BBM cenderung merugikan sebagian kalangan masyarakat.
"Sekarang kenyataan di lapangan kita mau beli BBM subsidi dari pagi jam 06.00 WIB sampai jam 08.00 WIB di daerah, setelah itu habis BBM subsidi itu. Kita harus beli Pertamax. Kalau kita beli Pertalite masih oke, tapi kalo solar dia harus beli Dexlite itu susah," imbuhya.
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax. (Foto:  ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Roy juga mengatakan, pemerintah gagal dalam mengatasi kemacetan. Roy mengambil contoh saat arus mudik yang masih terjadi kemacetan di beberapa titik arus mudik.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pemerintah sebaiknya bersikap apa adanya sesuai realita jika memang ada pencapaian yang belum selesai. Ia menggap Jokowi seharusnya menyikapi masalah-masalah itu secara nyata, tanpa dibuat-buat.
"Menurut saya pemerintah realita saja, karena saya lihat di media, pemberitaannya enggak sesuai fakta terutama media mainstream sudah banyak yang di-cover. Bahkan, banyak berita yang sengaja dikeluarkan itu yang enggak mutu, saat kita bicara harga pangan naik tapi malah lucu-lucuan lagi wisata atau apa gitu," jelas Roy.
"Saya tau persis Presiden kita humble tapi kalau kebaikannya lebay, terlalu dilebih-lebihkan bisa jadi muak masyarakat. Ini harus hati-hati," tutup dia.