news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Demokrat Putuskan Dukung Prabowo - Sandiaga Uno

10 Agustus 2018 10:49 WIB
comment
44
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deklarasi Prabowo-Sandiaga sebagai capres cawapres 2019 di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/18). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deklarasi Prabowo-Sandiaga sebagai capres cawapres 2019 di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/18). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah menggelar rapat Majelis Tinggi di kediaman Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Partai Demokrat akhirnya tetap bersama koalisi Gerindra, PKS, PAN mendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu diketahui dari beberapa pengurus Demokrat, salah satunya kicauan Waketum Demokrat Roy Suryo di Twitter yang memastikan Demokrat tetap bersama koalisi Prabowo.
"Insyaallah Partai Demokrat tetap bersama capres Prabowo - Sandiaga. Habis Jumatan bersama Gerindra, PKS dan PAN ke KPU," cuit Roy Suryo, Jumat (10/8).
Juru Bicara Demokrat Imelda Sari juga mengungkapkan hal yang sama melalui WhatsAppp. Dia menunjukkan foto Prabowo - Sandiaga Uno dengan slogan Sejahtera Bersama.
Partai Demokrat mendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. (Foto: Instagram story/@Imelda Sari)
zoom-in-whitePerbesar
Partai Demokrat mendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. (Foto: Instagram story/@Imelda Sari)
Sementara, suasana di kediaman SBY masih tertutup. Rencananya, SBY akan menyampaikan langsung keputusan ini secara resmi melalui media. Setelah itu, mereka akan mendaftar bersama ke KPU.
Waketum Demokrat Syarief Hasan, mengatakan posisi Demokrat bukan sebagai pengusung, namun pendukung karena tidak bersepakat koalisi dari awal. Dengan begitu, Demokrat juga tidak masuk dalam dokumen pendaftaran capres - cawapres Prabowo-Sandi di KPU.
ADVERTISEMENT
"Kita hanya pada posisi mendukung, tidak lagi pada posisi mengusung. Mengusung itu resmi dalam koalisi. Kalau mendukung itu tidak punya hak yang sama dengan yang mengusung," ujar Syarief Hasan sebelum pertemuan di kediaman SBY.
Prabowo Subianto dan SBY usai melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Senin (30/7). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto dan SBY usai melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Senin (30/7). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Keputusan Demokrat ini melalui jalan memutar dengan banyak drama. Semula SBY akan bergabung dengan Jokowi di Pilpres 2019, namun koalisi batal karena --menurut SBY-- terganjal hubungan masa lalunya yang belum pulih dengan Megawati Soekarnoputri.
SBY lalu membuka komunikasi dengan Gerindra, PKS dan PAN. Bolak - balik pertemuan digelar secara terpisah hingga diumumkan Demokrat resmi bagian dari koalisi Prabowo Subianto. Tapi rencana itu buyar setelah Prabowo memilih Sandiaga Uno.
Wasekjen Demokrat Andi Arief ngamuk di Twitter dan menyebut Prabowo jenderal kardus dengan tuduhan menerima Sandi karena ada uang untuk PKS dan PAN. Esoknya, Andi mengklarifikasi pernyataannya.
ADVERTISEMENT
Namun, malam tadi dia kembali mencuit Prabowo tetap jenderal kardus karena tetap memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres dan SBY menolak wagub DKI itu. Demokrat pun terkunci alias jadi kartu mati.
Cita-cita besar mengusung AHY di Pilpres 2019 kandas, rencana koalisi juga pupus karena kini hanya sebagai pendukung bukan pengusung.