Demokrat: Rakyat Belum Dewasa, Hindari Perang Tagar di Ruang Publik

6 Mei 2018 9:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster #2019GantiPresiden (Foto: Dok Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Poster #2019GantiPresiden (Foto: Dok Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Demokrat menilai perang tagar yang terjadi antara relawan #2019GantiPresiden dengan relawan Presiden Joko Widodo merupakan bentuk ekspresi demokrasi untuk menyampaikan ide dan gagasan. Apalagi, mendekati pesta demokrasi pada tahun 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Jansen Sitindaon mengaku setuju dengan kreativitas yang dilakukan oleh para relawan dalam bentuk tagar. Menurutnya, hal itu tidak terkandung perbuatan yang melanggar hukum.
"Di dalam demokrasi apalagi mendekati tahun pemilu seperti saat ini, setiap orang bebas mengekspresikan berbagai ide dan imajinasi politiknya. Termasuk melaunching dan memperkenalkan berbagai "tagar-tagar" itu ke masyarakat. Bahkan menciptakan berbagai produk turunannya seperti kaos, cangkir, gelas, gelang, dll," kata Jansen ketika dihubungi, Minggu (6/5).
"Kemudian mengenakannnya di ruang publik, untuk dilihat dan memunculkan ajakan agar orang mengikuti gerakannya. Sampai batas itu kita setuju. Karena tidak ada perbuatan melawan hukum di situ," lanjutnya
Spanduk 2019 ganti Presiden di sekitar Monas (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk 2019 ganti Presiden di sekitar Monas (Foto: Raga Imam/kumparan)
Kendati demikian, Jansen mengatakan, pertemuan dua kubu yang berseberangan dalam satu lokasi sebaiknya perlu dihindari. Sebab, ia menilai masyarakat belum memiliki kedewasaan dalam berpolitik.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi, situasi di lapangan yang tidak sulit ditebak berpotensi memuculkan tindakan yang mengarah kepada kekerasan karena perbedaan pandangan politik. Hal ini, tercemin dalam insiden intimidasi yang terjadi dalam kegiatan Car Free Day, Minggu (28/4) pekan lalu.
"Namun yang kita hindari adalah, bila bertemunya 2 kelompok berbeda suara politiknya ini atau berbeda tagarlah kalau dalam hal ini, di satu lokasi dan tempat yang sama. Karena belum semua warga kita ini kan dewasa dalam berpolitik. Bisa saja karena perbedaan posisi politik ini darah jadi cepat panas dan emosi karena bertemu di lokasi yang sama," kata dia.