Demokrat: Surat SBY Internal, Direspons Baik Prabowo Sebelum Kampanye

8 April 2019 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan saat beri penjelasan mengenai perobekan baliho Demokrat di Riau. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan saat beri penjelasan mengenai perobekan baliho Demokrat di Riau. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menulis surat yang ditujukan kepada tiga pengurus Demokrat, untuk merespons rencana kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (7/4).
ADVERTISEMENT
Dalam surat yang kepada Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan, Ketua Dewan Kehormatan Amir Syamsudin, Waketum Syarief Hasan itu, SBY menyebut konsep kampanye Prabowo tidak lazim dan inklusif.
Merespons itu, Hinca menyebut surat itu bersifat internal. Menurutnya, surat itu sudah diteruskan kepada Prabowo-Sandi melalui Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, sebelum kampanye akbar dimulai.
"Kami pastikan itu tidak beredar ke mana-mana karena memang hanya ditujukan internal kepada kami bertiga, dan saya sampaikan itu kepada capres 02. Itu saja kami berkomunikasi dengan sekjen dan poinnya disampaikan," kata Hinca di DPP Demokrat, Senin (8/4).
Hinca mengatakan, Prabowo-Sandi merespons kegelisahan SBY itu dengan baik. Ia mengatakan dalam kampanye terbuka, Prabowo menghadirkan gambaran calon pemimpin untuk semua kalangan.
ADVERTISEMENT
"Malam itu (sebelum kampanye), pesan itu sampai dan setelah itu memang akhirnya kan semua tampil tokoh-tokoh yang mewakili agama lain. Jadi artinya pesan itu sudah sampai ke Pak Prabowo. Gambaran tentang pilpres itu adalah untuk semua untuk artinya terbuka bagi siapa saja pendukung 02, pesannya itu agar soal-soal kebangsaan kita ke depan karena ini pilpres merupakan persatuan kita semua," paparnya.
Massa kampanye akbar Prabowo-Sandi salat subuh berjemaah bersama di Stadion Gelora Bung Karno Foto: Antara Foto/Sutanta Aditya
Tak hanya itu, Hinca menyebut surat SBY sebagai pesan untuk meluruskan tudingan Prabowo mendukung khilafah apabila terpilih dalam pilpres 2019. Saat kampanye, kata dia, Prabowo merespons dengan membantah dirinya akan mendukung khilafah.
"Tuduhan khilafah karena itu dalam pesan yang disampaikan Pak SBY justru mau meluruskan bahwa Pak Prabowo bukan yang pro pada khilafah. Ketika beliau tampil pertama kali di panggung setelah mengenalkan semua tokoh partai dan tokoh yang ada di situ, dia langsung mengatakan bahwa dia bukanlah pendukung khilafah itu. Karena soal-soal yang harus disampaikan adalah soal kebangsaan kita," lanjut Hinca.
Sejumlah pendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengikuti kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (7/4 Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Hinca menuturkan SBY tak ingin pilpres 2019 menjadi ajang saling menuduh antarpaslon. Ia menyebut siapa pun yang terpilih akan menjadi presiden untuk seluruh masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Pesan yang tinggi dari Pak SBY kepada pasangan capres ini termasuk diingatkan juga tidak boleh saling menujukkan kepada capres tertentu, misalnya satu tidak Pancasila yang satu khilafah. Karena yang harus kita diskusikan adalah bersatunya bahwa negara ini negara kita siapa pun yang menang tetaplah dia yang jadi presiden kita itu pesannya," pungkasnya,
Pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno hadiri kampanye akbar di luar Stadion Gelora Bung Karno, Minggu, (7/4). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan