Demonstran Telanjang Dada Ganggu Perjalanan Donald Trump di Prancis

12 November 2018 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump melambaikan tangan di dalam mobil. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump melambaikan tangan di dalam mobil. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
ADVERTISEMENT
Sepasang demonstran telanjang dada atau topless mencoba mengganggu iringan-iringan kendaraan bermotor Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di Paris, Prancis, Minggu (11/11), waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Kedua demostran tersebut berhasil diadang oleh kepolisian Paris. Barikade kendaraan bermotor Trump ketika itu tengah berangkat dari Istana Kepresidenan Champs-Elysees menuju tempat perayaan Armistice Day.
Meski akhirnya diadang kepolisian, seorang demonstran sukses mendekat sampai jarak beberapa meter saja dari rombongan kepresidenan tersebut. Sementara seorang lagi, sudah dicegat terlebih dulu sebelum berhasil mendekat.
Donald Trump mengikuti upacara peringatan Hari Gencatan Senjata, 100 tahun setelah Perang Dunia Pertama, di Pemakaman dan Peringatan Amerika Suresnes di Paris, Prancis. (Foto: REUTERS / Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump mengikuti upacara peringatan Hari Gencatan Senjata, 100 tahun setelah Perang Dunia Pertama, di Pemakaman dan Peringatan Amerika Suresnes di Paris, Prancis. (Foto: REUTERS / Carlos Barria)
Para demonstran tersebut mengecat tubuhnya dengan tulisan "pencipta perdamaian palsu dan munafik". Tulisan tersebut merupakan bentuk protes atas kebijakan Trump.
Menurut keterangan Kepolisian Paris, dua orang itu sudah diamankan. Keduanya akan diinvestigasi atas tuduhan mengganggu keamanan acara internasional besar.
Akibat aksi tersebut, rombongan Presiden AS sempat terhenti sejenak sebelum akhirnya kembali melanjutkan perjalanan.
Ada lebih dari 70 kepala pemerintahan dan negara yang menghadiri Armistice Day di Paris. Armistice Day merupakan peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.
ADVERTISEMENT
Perayaan Armistice Day digelar the Arc de Triomphe. Mayoritas pemimpin dunia pergi bersama-sama ke tempat tersebut dari Istana Kepresidenan Champs-Elysees. Hanya Trump yang memilih berpisah dari rombongan dan berjalan sendirian.
Sementara itu, Kepolisian Paris menyebut dua demonstran telanjang dada tersebut berasal dari kelompok feminis, Femen. Kelompok itu dikenal kerap melakukan aksi topless untuk memprotes seksisme, homofobia, dan institusi agama.
Seusai penangkapan dua aktivis, Pemimpin FEMEN Inna Shevchenko mengaku kelompoknya sebagai pihak yang bertanggung jawab.
"Aktivis kami menyambut iring-iringan Donald Trumo menuju Arc de Triumph," ujar Shevchenko seperti dikutip dari The Independent, Senin (12/11).