Demonstrasi May Day di Paris Berakhir Ricuh

2 Mei 2018 2:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peringatan Hari Buruh di Paris (Foto: REUTERS/Philippe Wojazer)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan Hari Buruh di Paris (Foto: REUTERS/Philippe Wojazer)
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Paris, Prancis, berujung bentrokan antara polisi dan demonstran. Polisi Prancis menembakkan gas air mata dan water cannon ke arah demonstran setelah ada pengrusakan.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, ratusan demonstran menggelar demonstrasi di dekat Stasiun Austerlitz, bagian timur Kota Paris. Dalam aksinya mereka merusak kaca restoran McDonald.
Peringatan Hari Buruh di Paris (Foto: REUTERS/Philippe Wojazer)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan Hari Buruh di Paris (Foto: REUTERS/Philippe Wojazer)
Selain menyasar restoran McDonald, demonstran yang kebanyakan berpakaian serba hitam menjarah toko di dekat stasiun kereta api itu. Mereka juga membakar mobil dan membuat coret-coret protes di dinding.
Adanya demonstrasi besar saat May Day sebenarnya sudah diketahui polisi Prancis. Sejak Senin (30/1), polisi Prancis sudah mengeluarkan peringatan, demonstrasi pada May Day 2018 kemungkinan berakhir dengan bentrokan.
Peringatan Hari Buruh di Paris (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan Hari Buruh di Paris (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
Dugaan terjadinya bentrok saat May Day dikeluarkan karena ada seruan untuk menggelar demonstrasi besar-besaran lewat media sosial. Kelompok ekstrim kiri antifasis yang menamakan diri Black Blocs mengajak Hari Buruh Internasional diperingati sebagai "Hari Revolusi".
ADVERTISEMENT
Akibat bentrokan itu, Kepala Kepolisian Paris Michel Delpuech menyebutkan ada 200 demonstran yang ditangkap.
Demontrasi yang berakhir rusuh di Paris dianggap sebagai bentuk kekecewaan rakyat Prancis kepada Presiden Emmanuel Macron. Macron yang berjanji untuk memperbaiki kondisi perekonomian dan meningkatkan jumlah lapangan kerja, hingga kini dianggap belum bisa memenuhi janjinya.
Ketidakpuasan rakyat Prancis dengan Macron juga terlihat dalam mogok kerja yang dilakukan serikat pekerja kereta api pada awal April 2018. Mereka menolak bekerja setelah Macron mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi utang perusahaan kereta api milik negara. Imbas dari kebijakan itu dianggap akan berpengaruh dengan kesejahteraan pegawai.
Peringatan Hari Buruh di Paris (Foto: REUTERS/Philippe Wojazer)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan Hari Buruh di Paris (Foto: REUTERS/Philippe Wojazer)