Detik-Detik Kaburnya Tahanan Lapas Lambaro di Banda Aceh

1 Desember 2018 8:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana lapas Lambaro Aceh pascakerusuhan dan kaburnya narapidana. (Foto: Zuhri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lapas Lambaro Aceh pascakerusuhan dan kaburnya narapidana. (Foto: Zuhri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kerusuhan kembali terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Lambaro, Banda Aceh, Kamis (29/11). Akibatnya ratusan narapidana kabur dari ruang tahanan.
ADVERTISEMENT
Polisi sudah memastikan jumlah narapidana yang kabur dari LP Lambaro. Kapolresta Banda Aceh Kombes Trisno Riyanto menyebut warga binaan yang kabur berjumlah 113 orang.
"Jumlahnya sudah dipastikan 113, tapi belum diidentifikasi," kata Trisno di lokasi, Kamis (29/11).
Ratusan narapidana mencoba kabur dengan merusak terali jendela lapas menggunakan benda tumpul. kumparan mencoba merangkum sejumlah informasi terkait kaburnya narapidana tersebut. Berikut kisahnya:
1. Napi Kabur Dobrak Jendela Lapas
Humas Ditjen Pemasyarakatan Ade Kusmanto mengatakan 113 narapidana yang kabur mendobrak terali jendela memggunakan barbel dan benda tumpul lainnya untuk melarikan diri.
"Narapidana membawa barbel untuk membobol kawat depan klinik lapas, kemudian narapidana lari ke arah pintu akses P2U. Karena pintu akses P2U terkunci, narapidana melewati aula dan ruang kerja lapas. Mereka lalu mendobrak besi tralis jendela ruang aula dan ruang kerja dengan barbel dan benda tumpul lain lalu melarikan diri," kata Humas Ditjen Pemasyarakatan Ade Kusmanto, dalam keterangannya, Jumat (30/11).
ADVERTISEMENT
Ade juga menjelaskan, kerusuhan tersebut terjadi saat waktu salat magrib. Sejumlah napi meminta salat dilaksanakan secara berjemaah. Tapi, hal ini hanya untuk mengelabui dan memprovokasi napi lainnya untuk kabur dari lapas.
"Yang pertama dijebol itu pagar pemisah kantor utama dengan blok atau taman kunjungan," imbuh dia.
Kerusuhan di Lapas Lambaro, Banda Aceh, Kamis (29/11). (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kerusuhan di Lapas Lambaro, Banda Aceh, Kamis (29/11). (Foto: Istimewa)
2. Kepala Sipir Disiram Air Cabai saat Redam Kerusuhan
Saat kerusuhan terjadi, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) dan Kepala Seksi Keamanan Lapas yang mencoba meredam dan menghampiri para napi yang hendak kabur justru disiram air cabai.
Akibatnya, KPLP kemudian berlari ke arah depan lapas sambil memegangi matanya yang terkena air siraman cabai. Sehingga tinggal Kepala Seksi Keamanan yang menghadapi napi.
"Mereka (narapidana) teriak-teriak marah melemparkan botol berisi air cabai," ucap Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Sri Puguh Budi Utami di Kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jakarta Pusat, Jumat (30/11).
ADVERTISEMENT
3. 87 Napi yang Kabur Diberi Waktu 3 Hari untuk Menyerahkan Diri
Tak butuh waktu lama, usai terjadinya kerusuhan tersebut polisi langsung bergerak cepat mencari narapidana yang melarikan diri. Dari 113 yang kabur hingga Jumat (30/11), sudah 26 napi yang berhasil ditangkap.
“Sisanya 87 orang masih terus dilakukan pengejaran,” kata Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak, usai mengunjungi Lapas, Jumat (30/11).
Rio memberi waktu 3x24 jam agar mereka yang masih kabur untuk menyerahkan diri. Rio juga mengimbau kepada keluarga napi untuk segera menyerahkan dan mengantarkan keluarganya kepada pihak kepolisian.
“Pada kesempatan ini saya selaku Kapolda Aceh dan jajaran berharap para warga binaan ini bisa segera menyerahkan diri. Saya minta 3x24 jam sudah menyerahkan diri kepada kita. Berharap ini bisa berlangsung dengan baik. Kepada keluarga warga binaan ini atau saudara untuk bisa diantarkan kepada kami,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
4. Dalang Kerusuhan Lapas Aceh Terus Dicari
Dalang di balik kerusuhan diLapas Lambaro Klas IIA, Aceh, pada Kamis (29/11) masih terus dicari. Diduga, seorang napi narkoba atas nama Muratala bin Ilyas (34) sebagai otak dari kerusuhan itu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kerusuhan tersebut diduga sebagai upaya agar bisa meloloskan Muratala. Muratala merupakan napi narkoba yang divonis 19 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Bireuen.
Murtala dipindahkan ke Lapas Banda Aceh pada 7 Juli lalu. Ia dipindahkan karena sebelumnya diduga sering berada di luar tahanan. Bahkan, diduga masih melancarkan bisnis narkobanya meski dari balik jeruji besi.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Agus Toyib. Agus mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih mencari dalang dari kerusuhan itu.
ADVERTISEMENT
“Oh bukan. Itu tidak ada (kaitannya),” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (30/11).
Suasana lapas Lambaro Aceh pascakerusuhan dan kaburnya narapidana. (Foto: Zuhri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lapas Lambaro Aceh pascakerusuhan dan kaburnya narapidana. (Foto: Zuhri/kumparan)
Menurut Agus, Muratala sudah dibawa BNN ke Jakarta sebelum kerusuhan terjadi. Namun, Agus enggan menjelaskan lebih lanjut alasan dibawanya Muratala ke Jakarta. Ia memastikan Muratala tidak ikut kabur saat kerusuhan malam tadi.
“Pagi tadi telah diambil oleh BNN untuk dibawa ke Jakarta. Diambil dari sini (Lapas Lambaro). Dia tidak ikut kabur semalam,” tuturnya.
Sementara pada kesempatan terpisah, Dirjen PAS Sri Puguh Budi Utami berharap agar dalang dari kerusuhan dapat segera ditangkap. Ia juga meminta para napi yang belum tertangkap untuk segera menyerahkan diri.
"Mudah-mudahan sekali lagi segera ditemukan otak dari pelaku sehingga kami menemukan titik terangnya," ujar Sri di Kantor Dirjen PAS, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT