Detik-detik Lengsernya Sang Penguasa Orde Baru

21 Mei 2018 7:10 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Soeharto dengan Wiranto di belakangnya. (Foto: Reuters.)
zoom-in-whitePerbesar
Soeharto dengan Wiranto di belakangnya. (Foto: Reuters.)
ADVERTISEMENT
Tanggal 21 Mei akan selalu terkenang dalam benak masyarakat Indonesia. Cengkraman kuat Orde Baru mulai lepas pada tanggal ini.
ADVERTISEMENT
Di hadapan para hakim agung dan ABRI, Soeharto yang berpakaian sipil harian berwarna gelap menyampaikan perihal kemundurannya. Dari pakaiannya, tersirat kedukaan yang mendalam pada diri presiden kedua Indonesia itu.
Kurang lebih pukul 09.00 WIB, secarik kertas dibacakan oleh sang bapak pembangunan di Credentials Room, Istana Merdeka, Jakarta. Mahligai kekuasaan yang telah dia bangun, akan segera runtuh.
Sementara, di luar Istana, entah tak terhitung jumlahnya, seluruh elemen masyarakat berdebar-debar menantikan sebuah momen bersejarah. Mereka ingin bebas dari jerat korupsi, kolusi, dan nepotisme yang telah tumbuh subur dalam rezim Soeharto.
Aksi Long March Mei 1998 (Foto: Dok. Muhammad Firman Hidayatullah)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Long March Mei 1998 (Foto: Dok. Muhammad Firman Hidayatullah)
Instabilitas terjadi di mana-mana. Negara sudah kacau balau. Kerusuhan merebak bak keran yang tak mau berhenti. Kiranya ribuan mahasiswa demonstran menduduki Gedung MPR/DPR di Senayan, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Begitu kuat masyarakat menginginkan sebuah reformasi. Yang berarti, perubahan secara drastis untuk perbaikan-bidang sosial, politik, atau agama-dalam suatu masyarakat atau negara.
Dan, kata-kata yang telah lama dinanti pada akhirnya keluar dari mulut Soeharto.
"Saya memutuskan, untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini, pada hari ini Kamis, 21 Mei 1998," ucap dia.
MPR/DPR diguncang suara pekik kemenangan membahana. Para mahasiswa mulai bernyanyi lantang lagu Indonesia Raya. Sebagian saling berpelukan dan menangis haru. Wajar saja, bila diingat, perjuangan reformasi telah memakan korban rekan-rekan mereka yang diterjang peluru aparat.
Di atap Gedung DPR, seorang mahasiswa mengibarkan bendera Merah Putih. Sementara sekelompok mahasiswa berbaris di dekat kolam, mereka membawa bendera sembari menyanyikan lagu-lagu reformasi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, masyarakat yang duduk menyimak di depan televisi, bersorak kegirangan melihat mundurnya Soeharto. Tangis haru menyambut akan adanya sebuah perubahan besar.
Resmi mundur, Wakil Presiden BJ Habibie kemudian didapuk menjadi Presiden Indonesia.
BJ Habibie di Sidang Tahunan MPR (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
BJ Habibie di Sidang Tahunan MPR (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
Di sisi lain, senyum ala kadarnya tampak di bibir Soeharto saat ia menyalami para hakim agung usai pelantikan BJ Habibie.
"Inilah sebuah kekuasaan seorang presiden yang begitu besar diserahkan dalam keadaan sadar pada wakilnya selang 72 hari setelah dia dipilih dengan suara bulat pada Maret 1998," ungkap Femi Adi Soempeno dalam bukunya "Mereka Mengkhianati Saya: Sikap Anak-anak Emas Soeharto di Penghujung Orde Baru.