Dewan Kehormatan: Golkar Belum Solid soal Dukungan ke Jokowi di 2019

27 Mei 2018 16:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Dialetika Koalisi Elite Vs Kader (Foto: Rian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Dialetika Koalisi Elite Vs Kader (Foto: Rian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski telah menetapkan dukungan untuk Jokowi di Pilpres 2019, namun masih ada kemungkinan terjadi perpecahan suara di internal Partai Golkar. Menurut anggota Dewan Kehormatan Golkar Anwar Arifin, kader Golkar yang tidak setuju mendukung Jokowi, berpindah ke partai lain.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau kita lihat lebih baik, ternyata Golkar tidak menikmati dukungan ke Jokowi. Golkar juga dapat saingan baru, juga Berkarya. Makin banyak demokrasi, makin banyak partai dan makin luas," kata Anwar dalam diskusi Dialetika Koalisi Elite vs Kader di Menteng, Jakarta, Minggu (27/5).
Ia menyebutkan, perpecahan di internal partai tersebut bisa saja berkembang menjadi perpecahan yang lebih luas. Sebab, konflik tersebut diakibatkan oleh perbedaan ideologi di internal yang tidak diungkapkan ke publik.
"Profil dan pucuk potensi konflik Golkar di mana-mana sama kan, karena kan semua parpol itu ada semacam sub-ideologi yang sering tidak terbaca dan berbeda dengan dukungan partai," ujarnya.
Tak hanya itu, Anwar menduga masih juga ada kader yang belum menyetujui Airlangga Hartarto untuk menjadi cawapres Jokowi. Oleh karena itu, untuk meredam konflik, ia mengusulkan agar digelar rapimnas untuk mendengar aspirasi kader dari akar rumput. Baik yang berkaitan dengan capres atau cawapres yang diajukan di 2019.
ADVERTISEMENT
"Makanya meredam konflik saya usulkan lewat mekanisme. Pembawaan Airlangga adem, enggak terlalu bersemangat tapi lobinya bagus. Itu sangat menentukan," jelasnya.
"Kalau mau yang lebih demokratis lewat rapimnas supaya semua pihak tersalurkan aspirasinya. Nah jika itu sudah diputuskan maka harus ikut bersama. Itu formal dan wacana harus diformalnya. Tapi karena enggak ada, itu susah," pungkasnya.