Dewan Kehormatan PAN: Lebih Banyak Kader Ingin Tetap Oposisi

15 Juli 2019 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kedua dari kiri) bersama Ma'ruf Amin menyapa sejumlah wartawan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kedua dari kiri) bersama Ma'ruf Amin menyapa sejumlah wartawan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PAN menjadi salah satu partai yang digadang-gadang akan menyeberang ke pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin usai koalisi Prabowo - Sandiaga Uno bubar. Namun, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Drajad Wibowo, menegaskan, banyak kader PAN sepakat untuk menjadi oposisi pemerintahan Jokowi - Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
“Ya saya bukan tipe orang yang suka klaim ya. Tapi yang jelas mereka sudah komunikasi dengan semua pihak dan insyaallah lebih banyak yang ingin tetap di oposisi,” ungkap Drajad di Kantor DPP PAN, Jakarta, Senin (15/7).
Pernyataan Drajad sejalan dengan apa yang diamanatkan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais, yang meminta agar para kader PAN tak tergiur bergabung dengan pemerintahan.
“Jadi gini, kalau di PAN itu sebagian besar, bahkan mungkin hampir semuanya ya, hanya sebagian kecil saja yang tidak, itu mendengarkan nasihat Pak Amien,” tutur Drajad.
Hanafi Rais (kiri), Amien Rais (tengah), Drajad Wibowo (kanan) di DPP PAN. Foto: Andesta Herli/kumparan
Sementara itu Waketum PAN, Hanafi Rais, menegaskan sampai saat ini pimpinan PAN masih mendengarkan masukan dari kader hingga Dewan Kehormatan PAN terkait arah politik 5 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
“Tunggu saja nanti pasti partai punya sikap resmi, dan tidak mungkin tidak mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama masukan dari pendiri partai, Pak Amien Rais, maupun juga mayoritas suara para kader dan simpatisan yang sudah memilih PAN selama ini, terkait dengan keinginan untuk menjadi oposisi," jelasnya.
Sebelumnya, Amien Rais menekankan pentingnya oposisi untuk melakukan pengawasan terhadap pemerintahan. Menurutnya, jika tak ada oposisi maka tak berlaku proses check and balance dalam demokrasi.
"Nanti kalau ada sesuatu yang kurang bagus, enggak ada oposisi, sehingga demokrasi lama-lama akan berubah menjadi otokrasi," tutur Amien.