Diancam Somasi, Nuruzzaman Tabayyun dengan Elite Gerindra Usai Lebaran

14 Juni 2018 4:27 WIB
Mohammad Nuruzzaman. (Foto: Facebook Mohammad Nuruzzaman)
zoom-in-whitePerbesar
Mohammad Nuruzzaman. (Foto: Facebook Mohammad Nuruzzaman)
ADVERTISEMENT
Usai memutuskan keluar dari Partai Gerindra, Mohammad Nuruzzaman mengaku sudah berkomunikasi dengan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. Keduanya akan bertemu untuk mengklarifikasi berbagai hal, termasuk ancaman somasi Gerindra terhadap Nuruzzaman.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya, saya sudah dikontak oleh Sekjen Gerindra, dan kita sudah melakukan tabayyun (klarifikasi, mencari kejelasan-red) untuk meminta penjelasan. Saya juga diminta penjelasan, oleh sekjen tadi. Kemudian, setelah lebaran, kita akan bertemu, untuk ber-tabayyun," ujar Nuruzzaman saat dihubungi kumparan, Rabu (13/6).
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Somasi tersebut dilayangkan oleh Kepala Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman. Dia meminta Nuruzzaman segera meralat ucapannya, juga meminta maaf secara terbuka karena telah menuduh Gerindra sebagai partai penyebar kebencian dan isu SARA.
Meski begitu, Nuruzzaman mengaku tidak pernah menuduh Gerindra memproduksi isu tersebut. Namun, kata dia, dalam kasus tertentu, beberapa kader Gerindra terkesan diam dan tidak menghentikan isu SARA yang bergulir di masyarakat.
"Jadi gini, saya bilang 'menari di atas isu SARA', kan gitu. Jadi minimal misalnya kasus Pilkada DKI, ketika ada isu SARA, beberapa kader Gerindra kan diam saja, tidak menghentikan isu SARA menjadi bagian dari isu politik. Mendiamkan saja itu menurut saya harusnya menghentikan, sudahlah, berpolitik enggak usah menggunakan isu SARA," paparnya.
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Nuruzzaman memutuskan untuk keluar dari Gerindra sejak Senin (13/6). Dia menyebut, salah satu alasan utamanya untuk mundur, lantaran cuitan Waketum Gerindra Fadli Zon dalam akun Twitter pribadinya, yang dianggap menyinggung Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (10/6), Gus Yahya memang mengunjungi Israel. Dia menjadi pembicara dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan America Jewish Commitee (AJC) di Yerusalem.
Nurazzaman juga menilai, saat ini, Gerindra sudah keluar dari rel berpolitiknya. Menurutnya, Gerindra telah beralih dari partai yang berkiblat pada perubahan, menjadi partai yang memanfaatkan isu agama untuk kepentingan politik.
"Selama ini kami menilai Gerindra ini menjadi salah satu bagian yang ikut 'mempolitisasi agama' atau isu agama ini menjadi kepentingan politik. Itu juga bertentangan dengan sikap dan pandangan kami di NU. Agama ya agama, jangan gunakan agama untuk kepentingan politik apalagi untuk merebut kekuasaan," imbuhnya, saat dikonfirmasi pada Selasa.