Dicek KPU, 25 Juta Pemilih Ganda yang Diklaim Tim Prabowo Diragukan

7 September 2018 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner KPU RI memimpin Rapat Pleno Rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional Pemilu 2019 di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (5/9). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner KPU RI memimpin Rapat Pleno Rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional Pemilu 2019 di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (5/9). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
KPU sudah mulai mengecek klaim dugaan pemilih ganda dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang diungkap oleh parpol koalisi Prabowo Subianto. Ternyata, dalam pengecekan awal temuan itu meragukan.
ADVERTISEMENT
Hal itu diketahui dalam rapat perdana KPU, Bawaslu, dan parpol untuk pengecekan pemilih ganda pada Kamis (6/9) kemarin. Dalam pertemuan itu, mereka menganalisis data milik tim Prabowo-Sandi dengan sampel di Yogyakarta dan Banten.
"Sebagai contoh di DIY dilakukan analisis kegandaan terhadap nama Sumirat. Pada satu nama yang didata DPS (milik tim Prabowo) ada 3 nama, lalu setelah dilakukan penyandingan dengan DPT yang telah kita tetapkan, sudah tidak lagi 3 tetapi menjadi 1," ucap komisioner KPU Viryan Aziz di kantornya, Jakarta, Jumat (7/9).
Analisis yang sama juga dilakukan untuk daftar pemilih di Banten. Ternyata tidak ada kegandaan sebagaimana data tim Prabowo karena sudah dibersihkan oleh KPU. Masalahnya, ternyata tim Prabowo-Sandi menggunakan data yang belum dimutakhirkan KPU.
ADVERTISEMENT
"Analasis jumlah dari DPS yang sudah ditetapkan di 4 kab/kota (di Banten) kemudian dibandingkan dengan DPT, setelah dibandingkan dengan DPT jumlah (pemilih ganda) sudah berkurang," ujar Viryan.
Komisioner KPU RI memimpin Rapat Pleno Rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional Pemilu 2019 di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (5/9). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner KPU RI memimpin Rapat Pleno Rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional Pemilu 2019 di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (5/9). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Dalam pertemuan itu, diketahui juga ternyata tim Prabowo-Sandi punya cara analisis data yang lemah dibandingkan KPU untuk mengecek kegandaan. Mereka hanya menggunakan 3 elemen di daftar pemilih, sementara KPU pakai 9 elemen.
Sebagai contoh, untuk mengecek ganda atau tidak tidak cukup melihat kesamaan elemen NIK atau nama, tapi harus mengecek 9 elemen hingga status perwakinan dan jenis disabilitas. Bisa jadi ada elemen yang sama, tapi elemen lain sebenarnya berbeda, sehingga tak bisa disebut ganda.
"Dari hasil pertemuan kan nampak terlihat kami datanya semakin baik yang DPT ini, dan akan terus kita lakukan yang terbaik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumya, parpol tim Prabowo-Sandi mengklaim menemukan 25 juta pemilih ganda di DPS. Mereka mengancam menolak penetapan DPT secara nasional jika tak dicek lebih dulu. KPU berkukuh tidak ada kegandaan.
Akhirnya, KPU tetap pada jadwal awal menetapkan DPT Pemilu 2019 sebanyak 187 pemilih (dalam dan luar negeri), namun terbuka untuk penyempurnaan dalam 10 hari hingga 15 September 2018. Jika benar ada pemilih ganda, KPU tetapkann lagi DPT hasil penyempurnaan pada 16 September 2018.