Dieng Festival Tanggapi Kritik Aktivis Lingkungan Soal Pesta Lampion

4 Juli 2019 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Embun Es akibat suhu ekstrem di Dieng, tepatnya di komplek Candi Arjuna. Foto: Dok. UPT Pengelola OW Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara
zoom-in-whitePerbesar
Embun Es akibat suhu ekstrem di Dieng, tepatnya di komplek Candi Arjuna. Foto: Dok. UPT Pengelola OW Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kritik soal pesta lampion di Dieng Culture Festival datang dari sejumlah pegiat lingkungan. Mereka menyebut, aksi menerbangkan lampion di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, ini bisa menyebabkan kebakaran dan sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang melontarkan kritik adalah Komunitas Kreasi Sampah Ekonomi Kota (Kresek) Kudus.
Melalui akun instagramnya @kresekkudus, Kresek Kudus memprotes salah satu kegiatan dalam rangkaian acara DCF yakni Festival Lampion.
Protes disampaikan dengan mengunggah sejumlah foto sisa-sisa lampion yang jatuh dan membakar lahan. Peristiwa itu memang bukan terjadi di Dieng, tetapi di Jawa Timur. Namun kondisi itu dikhawatirkan terjadi di Dieng.
“Foto itu kami ambil sebagai contoh, banyak tersebar di WAG (WhatsApp Group) komunitas lainnya. Ini kan bukti nyata kalau lampion itu berbahaya,” kata Faesal Adam, Founder Kresek Kudus, Kamis (4/7).
Faesal juga menyebut soal peraturan daerah tentang buang sampah sembarangan. Sebab menurutnya, kegiatan lampion ini secara tidak langsung bentuk dari buang sampah sembarangan dan mencemari lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Ini kan perlu dikaji, jangan sampai ada perda untuk masyarakat yang buang sampah tetapi acara-acara seperti ini yang secara tidak langsung juga berdampak pada lingkungan malah dibiarkan,” ucap Faesal.
Terkait kritik dari pegiat lingkungan, pihak Dieng Culture Festival (DCF) memberi respons. Seorang panitia DCF, Alif Fauzi, yang dikonfirmasi kumparan memastikan festival lampion yang mereka buat aman.
"Kami sudah menyelenggarakan 10 kali, insyaallah aman," kata Alif.
Alif menjelaskan, demi keamanan dan kebersihan pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak.
"Kami berkoordinasi dengan pihak terkait, baik kepolisian, pemadaman kebakaran, air navigasi serta didukung masyarakat. Dan perlu diketahui kami menerbangkan lampion kecil dengan bahan bakar parafin yang mati dalam waktu pendek di atas udara," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Dieng Culture Festival digelar setiap musim panas di kawasan Dieng. Pada tahun ini acara digelar pada 3 dan 4 Agustus.
Puncak acara ini yakni pemotongan rambut anak yang memiliki rambut gimbal. Lalu ada juga pagelaran jazz di tengah suhu Dieng yang dingin, dan tak ketinggalan pesta lampion.