news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Din Syamsuddin Sesalkan Tak Ada Peringatan Dini Tsunami di Selat Sunda

26 Desember 2018 17:50 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Pleno ke-33 Dewan Pertimbangan MUI.
 (Foto:  Efira Tamara Thenu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Pleno ke-33 Dewan Pertimbangan MUI. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan duka cita mendalam terhadap tsunami yang terjadi di Selat Sunda. Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin menyebut rentetan bencana yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini memakan banyak korban jiwa.
ADVERTISEMENT
"Kami tentu Dewan Pertimbangan MUI menyampaikan ucapan dukacita kepada keluarga korban, yang cedera dan yang sakit dan kita berdoa semoga keluarga baik di Lombok di Palu, Donggala, Lampung dan Banten berdoa dan bertawakal," kata Din di kantor MUI, Menteng, Jakarta, Rabu (26/12).
Din menyesalkan tak adanya peringatan dini tsunami yang berfungsi sebelum gelombang air laut menghempas pesisir pantai Banten bagian barat dan di sejumlah wilayah di Lampung Selatan. "Saya termasuk yang menyesalkan tidak adanya early warning system dan apalagi peralatannya katanya tidak berfungsi," ujar Din.
Din menyebut bencana ini seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah agar selalu siaga mengantisipasi bencana. Dengan siaganya pemerintah akan kemungkinan bencana dapat meminimalisisasi korban bencana.
Pantauan udara dampak pasca tsunami di Kecamatan Sumur, Banten. (Foto: Resnu Andika/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pantauan udara dampak pasca tsunami di Kecamatan Sumur, Banten. (Foto: Resnu Andika/kumparan)
"Dengan terjadinya bencana demi bencana sejak tsunami 2004 Indonesia harus lebih siap dengan mengambil pelajaran. Jadi pemerintah cukup banyak waktu dan alasan untuk mengambil pelajaran, itulah yang perlu diperhatikan. Tidak cukup kalau pemerintah tiap ada bencana datang, baru meninjau. Tapi, setelah peninjauan itu apa?" tuturnya.
ADVERTISEMENT
Din juga meminta para ormas Islam atau kelompok Islam memberi uluran tangan melalui berbagai bentuk bantuan kepada para korban. Tak hanya itu, dia juga meminta agar masyarakat, khususnya umat Islam untuk meningkatkan hubungannya dengan Sang Pencipta.
Sebelumnya, tsunami terjadi di Selat Sunda pada Sabtu malam (22/12). Tsunami menerjang pesisir di Banten dan Lampung Selatan. Namun, BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini, lantaran bukan disebabkan karena gempa bumi. Tsunami itu diduga akibat longsor bawah laut yang disebabkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Tidak ada peringatan dini tsunami di Selat Sunda pada (22/12/2018) malam. Tidak adanya peralatan sistem peringatan dini menyebabkan potensi tsunami tidak terdeteksi sebelumnya. Tidak terpantau tanda-tanda akan datangnya tsunami sehingga masyarakat tidak memiliki waktu evakuasi," kata jubir BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (25/12).
ADVERTISEMENT