Din Syamsuddin: Teror di Mesir Dilakukan oleh Orang Tidak Bertuhan

28 November 2017 15:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (Foto: Reno Esnir/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (Foto: Reno Esnir/Antara)
ADVERTISEMENT
Korban tewas dalam serangan teror yang terjadi di Masjid Al-Rawda, Markaz Bir El-Abd, Kota El-Arish, Sinai Utara, Mesir, Jumat (24/11) lalu terus meningkat. Diperkirakan serangan yang diduga berafiliasi dengan ISIS itu menewaskan lebih dari 300 orang, termasuk puluhan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu terjadi saat sekolompok teroris menyerang umat Islam ketika sedang melaksanakan ibadah salat Jumat. Serangan dilakukan dengan menggunakan bom dan senjata api.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin mengutuk aksi terorisme tersebut. Menurutnya, hanya orang-orang tidak bertuhan yang berani membantai ratusan nyawa seperti itu.
Korban tewas teror penembakan di Mesir. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Korban tewas teror penembakan di Mesir. (Foto: AFP)
"Kami mengutuk bom di Sinai selepas salat Jumat. Ini dilakukan oleh orang yang tidak beriman, tidak bertuhan dan tidak berperikemanusiaan,"ujar Din di Gedung Sekretariat Negara, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/11).
Selain ISIS, pemerintah Mesir sebelumnya juga menduga terdapat kelompok Negara Islam Utara Sinai (ISNS) di balik serangan ini. ISNS merupakan militan terbesar di Sinai yang berbaiat kepada ISIS sejak 2014.
Masjid Rawda pasca serangan bom di Mesir (Foto: Reuters/Mohamed Soliman)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Rawda pasca serangan bom di Mesir (Foto: Reuters/Mohamed Soliman)
Terlepas dari itu semua, Din mengecam segala upaya pembantaian sporadis terhadap para jemaah. Menurutnya, dalam konteks berperang, seluruh agama tidak berhak untuk merusak rumah ibadah agama manapun.
ADVERTISEMENT
"Jangankan manusia, pohon pun tak boleh. Jadi itu hanya dilakukan orang yang tidak bertuhan, saya penganut zero tolerance pada kekerasan," tuturnya.