Dinkes DKI: Pengidap HIV di Jakarta Nomor 2 Tertinggi se-Indonesia

3 November 2017 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Jumlah pengidap virus HIV di Jakarta semakin hari semakin bertambah. Dari data yang dimiliki Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sejak tahun 2009 ada 45.758 orang warga Ibu Kota yang dilaporkan mengidap virus tersebut.
ADVERTISEMENT
"DKI punya angka HIV nomor 2 di Indonesia dengan jumlah dari tahun 2009 hingga awal tahun 2017 sebanyak 45.758 orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Koesmedi Priharto dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (3/11).
Koesmedi turut hadir dalam konferensi pers pengungkapan pelaku tindak pidana pornografi sesama jenis (gay) di media sosial. Nama pelaku yang diamankan oleh Tim Satgas Patroli Siber Bareskrim Polri adalah Taufik Gani (22).
Koesmedi mengatakan, tingginya jumlah penderita HIV belakangan ini terjadi akibat meningkatnya aktivitas seksual sesama jenis, khususnya untuk pria. Padahal, sebelum tahun 2009 penularan HIV terjadi akibat pemakaian jarum suntik ketika mengkonsumsi narkoba.
"Belakangan ini, kasus penyebaran HIV banyak terjadi di kelompok seksual LSL (Lelaki Sesama Lelaki). Kalau dulu kan banyak terjadi karena pertukaran jarum suntik," kata Koesmedi.
ADVERTISEMENT
Koesmedi menjelaskan, dalam kasus prostitusi gay tempat fitnes "Atlantis" di Jakarta Utara bulan lalu, misalnya, ada 8 orang yang positif terinfeksi virus mematikan itu yang dikirim ke Koesmedi."Ada 10 orang yang dikirim ke kami dan 8 orang di antaranya terinfeksi HIV/AIDS," katanya.
Rilis kasus pornografi gay di RS Polri Kramat Jati (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rilis kasus pornografi gay di RS Polri Kramat Jati (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di Jakarta, Koesmedi mengimbau kepada warga masyarakat untuk melakukan pemeriksaan di beberapa rumah sakit dan puskesmas yang tersebar di DKI Jakarta, agar jumlah penderita HIV/AIDS tersebut dapat ditekan.
"Kami berusaha mengimbau kepada semua orang yang punya risiko tersebut untuk datang ke 44 puskesmas dan 48 rumah sakit yang bisa melakukan pemeriksan tersebut. Mungkin itu tidak bisa menyembuhkan, tapi bisa menekan sampai kondisi dia sehat kembali," tutur Koesmedi.
ADVERTISEMENT