Dinkes Sleman Bantah Digandeng untuk Acara Valentine Komunitas Pria

14 Februari 2019 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster Pertemuan Komunitas Pria Peringati Valentine Days di Sleman. Foto: Facebook/@Pramudia Afgani
zoom-in-whitePerbesar
Poster Pertemuan Komunitas Pria Peringati Valentine Days di Sleman. Foto: Facebook/@Pramudia Afgani
ADVERTISEMENT
Penyelenggara pertemuan komunitas pria se-DIY, Yayasan Victory Plus, mengklaim menggandeng Dinas Kesehatan Sleman untuk pemeriksaan kesehatan, khususnya terkait HIV dan AIDS. Sebab, yayasan tersebut bergerak untuk memberi dukungan kepada pengidap HIV/AIDS.
ADVERTISEMENT
Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh Dinkes Sleman. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sleman, Dul Zaini, menjelaskan pihaknya tak pernah ada hubungan dengan acara yang digelar di GSG Building, Villa Seturan Indah D-10.
“Kami sebenarnya tidak ada hubungannya dengan teman-teman yang mengadakan acara itu,” kata Dul saat dihubungi wartawan, Kamis (14/2).
Dul mengatakan, Dinkes Sleman hanya mendapat surat dari Yayasan Victory Plus yang berencana mengadakan kegiatan pemeriksaan HIV dan AIDS dalam acara yang berlangsung tepat di Hari Valentine itu. Artinya, Dinkes Sleman hanya diminta tolong mengadakan pemeriksaan kesehatan, khususnya untuk screening HIV.
Nggih, tidak ada hubungannya kalau kami prinsip itu kegiatan mereka. Terus yang berhubungan dengan Dinkes itu kan kami punya program HIV AIDS. Program HIV AIDS itu memang sering melakukan screening, artinya kita melakukan pemeriksaan pada populasi-populasi kunci sehingga kami memang tidak ada hubungannya dengan itu. Juga tidak ada intervensi, tidak pernah ada diskusi belum ketemu,” ujar Dul.
ADVERTISEMENT
“Tapi kita tidak jadi, yang menunda juga dari teman-teman Victory sendiri,” lanjut dia.
Poster Pertemuan Komunitas Pria Peringati Valentine Days di Sleman. Foto: Facebook Pramudia Afgani
Dul menuturkan sudah menjadi tugas dinkes untuk menemui populasi kunci, seperti laki suka laki (LSL), wanita tunasusila (WTS), hingga kelompok waria. Tanpa diminta pun pihaknya cukup sering melakukan pemeriksaan.
“Populasi kunci adalah kelompok-kelompok yang berisiko terhadap kena HIV AIDS. Jadi contoh populasi kunci teman-teman kelompok LSL, kelompok waria, kelompok WTS itu kan populasi kunci. Istilahnya itu kalau di program kami itu memang ada di program Kementerian Kesehatan,” ungkap dia.
Sementara itu, Kapolres Sleman AKBP Rizki Ferdiansyah mengatakan, acara yang semestinya dilangsungkan petang ini sudah dibatalkan oleh penyelenggaran lantaran tak ada izin. Selain itu, pihaknya menilai ada kejanggalan dalam acara tersebut, seperti adanya fashion show pria.
ADVERTISEMENT
“Dari mulai Muspika dan pemilik rumah tidak akan menyelenggarakan acara itu. Itu tidak ada izinnya jadi rawan. Yang pasti tidak ada izin,” ucap Rizki. “Ada penolakan dari masyarakat sekitar juga. Enggak ada pemberitahuan, enggak ada izin."
Sebelumnya juga Direktur Yayasan Victory, Samuel Rachmat Subekti, selaku penyelenggara juga telah memastikan acara yang digelarnya bukanlah untuk kaum sesama jenis. Samuel sadar banyak warga yang resah, padahal ia mengaku sudah menggandeng dinkes untuk membantu kegiatan pemeriksaan kesehatan.
“Yang membuat salah persepsi saya barusan kan ke Polda (DIY), teman-teman di Polda informasinya (itu) pertemuan LGBT gitu, acara Valentine. Makanya kami batalkan (acaranya) karena tujuan kami bukan itu. Iya dibatalkan karena sudah menimbulkan keresahan. Kami juga tidak mau membikin keresahan lingkungan sekitar,” ungkap Samuel.
ADVERTISEMENT
Samuel meluruskan bahwa acara itu merupakan edukasi khusus anggota Victoria Plus. Dalam situsnya, Yayasan Victory Plus Yogyakarta adalah wadah yang bergerak dan memberikan dukungan langsung kepada orang pengidap HIV dan AIDS. Victoria Plus juga merupakan kelompok penggagas dukungan sebaya dan pemberdayaan ODHA yang berdiri sejak tahun 2004.
"Kami mengayomi delapan komunitas ODHA di lima kabupaten kota se-DIY. Kami mitra Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, juga seluruh rumah sakit dan PKM yang ada klinik HIV-nya. Kami terima rujukan semua pasien ODHA dari layanan," tutupnya.